Yesus bukan Isa
Nama
seorang manusia yang sudah tidak ada lagi di dalam dunia, jika dibuat sejarah kehidupannya maka namanya tidak layak dirubah walaupun
ditulis dalam berbagai macam bahasa.
Mengapa
di dalam Al Quran nama tokoh yang menyinggung tentang Injil telah
berubah?
Yaitu tidak sama dengan nama sesungguhnya yang sudah tertulis
di Injil sebelum Al Quran diturunkan!
(Mengapa nama Yesus berubah drastis menjadi Isa ?)
Sedangkan Al Quran diturunkan di jazirah Arab terpaut
600 tahun lamanya setelah Injil dan berdekatan dengan bekas
wilayah zaman Yesus Kristus !
Jadi
apa tujuannya dengan perubahan
drastis dari nama tersebut ?
Jika
anda mau mengetahui maka lanjutkan untuk membacanya!
PERINGATAN
!
Tulisan
ini bukan untuk diperdebatkan, tetapi untuk dipahami oleh setiap pribadi.
Tulisan ini menjelaskan tujuan Al Quran
sesungguhnya seperti tersirat di Q.12:111.
Sejak ada Al Quran, maka diantara umat Islam dan Kristen telah mengetahui ada sosok seorang tokoh yang berhubungan dengan Injil dikenal dengan dua nama yang berbeda. Dimana penyebutan salah satu dari kedua nama tersebut menggambarkan "waktu keberadaannya", contoh sosok dengan "jabatan / status nabi” adalah sebutan yang lazim bagi sosok seorang manusia yang hidup dan mati "jasadnya tetap berada di alam dunia".
Dengan demikian jelas tujuan Al Quran diturunkan
supaya semua orang tahu tentang "sebutan" disaat sekarang ini dan sampai selamanya terhadap
anak Maryam yang sesungguhnya sudah tertulis di Injil,
yang sejak lahir bernama Yesus
Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati dan "naik ke surga".
Oleh karena itu sampai hari ini jika
diperhatikan bahwa Al
Quran secara tersamar menerangkan kepada
semua orang di dunia tentang yang "hak" terhadap sebutan yang menyinggung status terhadap nama Yesus dan Isa yaitu:
Sekarang tidak lazim lagi menyebut anak Maria “nabi Yesus”,
tetapi menyebutNya dengan nama berbeda yaitu “nabi Isa”.
Hal itu bertujuan secara tersamar
supaya setiap orang berpikir kritis:
Bahwa memang benar nama Yesus Kristus sekarang ini bagi yang percaya kepadaNya tidak
lagi disebut nabi, tetapi dengan sebutan Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena itu kalu tidak pernah
membaca Injil tidak akan pernah tahu asal usul tentang nama Yesus.
Mengapa Dia (Yesus Kristus) disebut Tuhan?
Jawabnya ada : Tertulis di AlKitab dan
tersirat di dalam Al Quran !
Kitab Wahyu 22:13 > (Yesus sendiri yang berkata);
Aku adalah.. Yang Awal dan Yang Akhir.”
Al Quran surat 57:3-4> (Allah yang berkata); Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan yang Bhatin.
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa… .
Dengan demikian jelas di ayat Q.57:3-4, bahwa Allah sendiri menegaskan kepada para
pembaca Al Quran bahwa: ada sosok yang ditunjuk yaitu Dia Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir (nampak) dan Yang Bhatin (tidak nampak) adalah pencipta langit dan bumi yang disebut Tuhan!
Semua orang Mu’min/Islam percaya
bahwa Al Quran itu Firman Allah yang disampaikan oleh jibril,
(karena jibril tidak berani merekayasa) maka sudah seharusnya percaya
100% tentang sosok “Dia” yang
dikatakan Allah di Q.57:3-4 yaitu menunjuk kepada “Dia Yesus Kristus" yang tertulis di Wahyu.
Jadi kenyataannya bahwa: “Dia" adalah Tuhan, sebab hanya Dia Yesus Kristus yang keberadaannya pernah terlihat (Zhahir) dan sekarang yang tidak terlihat lagi (Bathin). Dia adalah satu-satunya manusia yang pernah mengatakan hal itu !
Oleh karena itu tanpa membaca Al Kitab tidak akan tahu makna dari Q.57:3- 4.
Itulah sebabnya bahwa Al Quran
diturunkan bertujuan untuk menegaskan kembali siapakah yang disebut Tuhan
itu.
Karena ayat tersebut adanya di “surat 57”, dimana surat tersebut
terletak tepat
di tengah-tengah urutan surat Al Quran yang jumlahnya 114 surat.
Oleh karena itu secara
tersamar Al Quran mencerminkan
sebagai "penengah
/ wasit" yang memberikan keputusan tentang
status "Yesus
Kristus" (Anak Maria) sebagai
Tuhan, bagi siapa saja yang selalu
berselisih / meragukan hal tersebut.
Jadi tujuan membaca Injil bagi orang Mu'min / Islam (para pembaca Al Quran), agar benar-benar dapat memahami siapa yang sesungguhnya nama Isa Al Masih putra Maryam yang sudah "terlebih dahulu" tertulis di dalam Injil, yang bernama Yesus
Kristus !
Oleh karena itu himbauan membaca Injil jangan diremehkan (Q.5:68), karena sampai kapanpun tanpa membaca Injil Kristus dengan benar maka semua pembaca AlQuran tidak akan tahu siapa yang dimaksud “Dia yang berstatus Tuhan” yang dikatakan Allah tertulis dalam surat-surat di Al Quran.
Jadi supaya tidak terjadi "Perdebatan" akibat dari kekeliruan maka semua orang harus tahu membedakan kedua nama tersebut dari sudut pandang yang "Hak", supaya tidak mencampuradukkan antara yang hak dan bukan haknya, terhadap masing-masing: nama
"Isa" di Al Quran dan "Yesus
Kristus" di Injil.
Karena Allah Maha Tahu “Yang HAK”.
Maka tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang menyataka bahwa nabi Isa akan datang lagi diakhir zaman, dan tidak satupun ayat Al Quran yang menyatakan dengan tegas bahwa nabi Isa disalib !
Hal itu disebabkan bahwa nama yang “berHak” datang kembali
ke dunia pada peristiwa akhir zaman nanti dan nama yang “berHak” atas peristiwa penyaliban sesungguhnya yang
telah terjadi, yaitu sosok yang hanya bernama "Yesus Kristus" yang
terlebih dahulu sudah tertulis di Injil Kristus!
Karena nama Yesus merupakan nama asli yang sudah ditetapkan Allah yang diucapkan oleh malaikat sebelum Dia hadir ke dunia, tertulis di Injil, Lukas 1:31.
Dengan demikian nama "Isa" adalah nama samaran sebagai tokoh nabi pembawa Injil di
dalam Al Quran, karena nama tersebut munculnya 600 tahun
setelah era Yesus Kristus di jazira arab !
Oleh karena itu semua ayat-ayat
tentang Isa adalah:
"ayat samar-samar" atau disebut "ayat Mutasyaabihaat".
Dimana jenis ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah bagi
orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, seperti
sudah dijelaskan di Q.3:7. Jadi jika tidak memahami ayat mutasyaabihaat maka tidak heran para pembaca Al Quran bisa
memfitnah Yesus Kristus tidak disalib, walaupun tidak pernah
membaca Injil Kristus !
Ket:Mengapa di dalam Al Quran ada ayat Mutasyaabihat ?
Jadi ayat Al Quran yang mengisahkan tentang Isa anak Maryam yang bertentangan dengan Injil, hal itu tidak dapat dipersalahkan, karena ayat-ayat tersebut tidak memakai nama asli yaitu "Yesus Kristus".
Maka dapat disimpulkan bahwa Al Quran dengan "kisah Isanya" bertujuan untuk memfitnah dan menyindir orang orang Nasrani dizaman itu supaya iman mereka menjadi ragu terhadap keTuhanan Yesus Kristus yang sudah diyakininya, dan membuat orang-orang awam dizaman itu sampai dengan hari ini terpengaruh menjadi antipati terhadap Yesus Kristus yang tertulis di Injil Kristus.
Oleh karena itu bagi semua orang-orang Kristen dizaman sekarang ini jangan ambil pusing dengan ayat-ayat Al Quran tersebut, seperti peribahasa: "Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu".
Karena kedua nama tersebut menyinggung tentang "Kitab Injil".
Maka kita harus tahu tentang perbedaan dari kedua nama tersebut yaitu:
Kisah "Nama" siapakah "yang berhak" atas wewenang ke-Illahian?
Kisah "Nama" siapakah pelaku sejarah dalam Injil yang sesungguhnya?
Oleh karena itu Al Quran "cerita" anak Maryam (Isa) dari sudut pandang sosok kemanusiaan saja, maka isi Al Quran tentang Isa berbeda dengan Injil.
Kitab Injil adalah "kisah nyata" kehidupan Yesus Kristus anak Maria
dari sudut sosok manusia dan keIllahian !
Sehingga orang Mu'min / Islam yang sudah berpatokan dengan Al Quran maka
akan sulit untuk memahami perkataan Yesus di Injil tentang ke IllahianNya.
Jadi setiap orang jika tidak memahami
ayat “Mutasyabihaat” maka tidak akan bisa mengerti /
menerangkan / menemukan tentang gambaran dari "sabda Tuhan Yesus di Injil" yang tersirat di Al Quran !
Jadi tidak heran jika pandangan Islam tentang Yesus pasti berbeda, karena "nama Yesus" tidak
tertulis di Al Quran.
Ketidaktahuan itulah merupakan akar
permasalahan yang menimbulkan kekeliruan sudut pandang
para pembaca Al
Quran terhadap umat Kristen, sehingga
sebagian besar umat Islam selalu "mempermasalahkan" tentang keImanan
(yang diyakini) umat Kristiani di dunia sampai
hari ini !
Jadi memang jelas dizaman Al Quran diturunkan nama asli Yesus Kristus sudah
tidak layak lagi disebut nabi !
Sebab sejak "Yesus" naik ke sorga dan telah berjanji suatu saat akan datang
kembali ke-dunia "untuk
mengumpulkan kita semua"! (Injil Matius 25:31-32)
Dengan demikian karena sekarang "Yesus" sudah di sorga dan berkuasa akan datang
kembali ke dunia, maka "Dia" adalah Tuhan. Oleh karena sekarang
"Dia" sudah berada disana maka
dengan pasti sudah tahu waktu / tanggal kedatanganNya kembali !
Jadi dapat dipastikan bahwa manusia Yesus Kristus disebut Tuhan sejak masa kebangkitan-Nya sampai sekarang dan selamanya.
Dimana Dia Yesus dihari
kiamat nanti akan mengumpulkan kita semua.
Tersirat di Matius
25:31-32, yaitu; ayat 31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemulyaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan
Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada
seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.
Itulah sebabnya dihari kiamat nanti "yang bertugas mengumpulkan kita semua adalah Tuhan" ditegaskan tertulis di
Al Quran (Q.34:26)
Q.34:26 ; Katakanlah: "Tuhan kita
akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan
benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".
(qul yajma'u bainanā
rabbunā ṡumma yaftaḥu bainanā bil-ḥaqq, wa huwal-fattāḥul-'alīm)
Itulah bukti bahwa Allah Maha Baik tidak akan mempersulit umatNYA untuk memahami ayat-ayat Al Quran supaya mengetahui siapa Tuhan itu.
Untuk lebih rinci
baca : http://hubungantersembunyi.blogspot.co.id
Oleh karena itu Al Quran untuk mengisahkan nabi-nabi dengan masing-masing kitabnya, yaitu tertulis:
- Untuk Kitab Taurat tertulis
dengan "nabi Musa".
- Untuk Kitab Injil bukan tertulis nabi Yesus melainkan tertulis "nabi Isa".
Maka secara "tersamar" Al
Quran sudah mengajarkan kebenaran
tersebut, hal itu terbukti dimana sampai hari ini semua orang di seluruh
dunia dan terutama orang Mumin/Islam mereka tidak lazim menyebut "nabi Yesus"!
Hal itu bisa dibuktikan dimana hampir semua orang Mu'min kalau mau menyebut nama Yesus pada umumnya "tersamar" yaitu hanya menyebut "statusnya" saja
dengan sebutan: "Tuhannya orang Kristen"
(yang sesungguhnya "Tuhan Yesus").
Begitupun orang Islam yang radikal
setelah mereka percaya kepada Yesus, maka kalau mereka berdoa menyebutnya "Tuhan Yesus", bukan Tuhan Isa !
Kebenaran tersebut nyata hingga saat
ini, tetapi jika tidak memahaminya, maka akan dapat menimbulkan masalah bagi
orang yang hanya membaca Al
Quran saja!
Jadi hampir semua orang Islam hanya tahu nama "Isa"saja, maka tanpa disadari akan terpola secara permanen
dalam pikirannya bahwa nabi
pembawa Injil dengan
nama Isa hanya sosok "anak manusia saja", jadi dari dasar pemahaman tersebut dengan pasti
yang bersangkutan / orang-orang Islam berpendapat:
Bahwa orang kristen salah karena
mempertuhankan "anak manusia".
Pendapat tersebut terjadi sampai saat
ini !
Sehingga pembaca Al Quran (orang
Islam) dapat berasumsi bahwa orang Kristen dianggap sesat karena musyrik
/bahkan dianggap "kafir" !
Sehingga timbul arogansi pribadi
"Akulah yang paling benar".
Karena pembaca Al Quran keliru sehingga beranggapan
Kristen (pengikut Kristus) sesat, maka hal itu dapat menimbulkan efek benci
terhadap nama Yesus Kristus tanpa alasan dengan demikian yang
bersangkutan bisa disebut "anti Kristus". Akibatnya yang bersangkutan sampai ajal pun
enggan untuk mencari tahu siapakah sosok “Yesus Kristus” di Injil yang sesungguhnya setelah Dia kembali ke Sorga?
Oleh karena itu hampir
semua orang Islam yang anti terhadap Yesus Kristus, mereka suka bahkan berani menghujat Yesus, tetapi tidak suka menghujat Isa, hal
itu membuktikan bahwa Yesus dan Isa berbeda!
Ket: Dalam Al Kitab 1Yahya.4:3 bahasa
Indonesia cetakan tahun 1961, bahwa "roh
anti Kristus" disebut "roh si Dadjal"
Kekeliruan tersebut membuat para pembaca Al Quran tidak akan tahu: Siapa yang sesungguhnya disebut sosok "Manusia Illahi"?, yang sudah disimpulkan di Q.114:3 yaitu "Illahin naas".
Sehingga pembaca tanpa sadar mengabaikan makna dari Al Quran (tersirat di Q.36:69) yang merupakan "pelajaran" supaya pembaca tahu siapa Tuhanmu dan siapa Allah (tersirat di Q.7:206), serta mengabaikan "peringatan akan penyesalan" bagi mereka yang semasa hidupnya telah menyangkal Tuhan yang pernah berjanji akan membangkitkannya dihari kiamat ! (tersirat di Q.36:52).
Ketidaktahuan tersebut yang terjadi dalam pikiran orang Mu'min / Islam akan
menimbulkan kekeliruan dan kesulitan untuk memahami isi dari Injil Kristus !
Contoh: "Sabda Yesus" di Matius 10:32 ; Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga.
Matius 10:33 ; Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga”.
"Sabda Yesus" pada ayat diatas menggambarkan bahwa Dia bagaikan seorang saksi di dalam persidangan besar di hari kiamat nanti, akan memberikan kesaksian di depan Allah terhadap setiap pribadi manusia yang "mengakui atau menyangkal" diriNya sewaktu hidup di dunia.
Dengan demikian jelas dihari penghakiman nanti Yesus sebagai "pembela" bagi setiap pribadi manusia yang tidak menyangkalNya !
Oleh karena itu Al Quran surat AN NISAA’ ayat 159, menegaskan kembali bahwa sosok anak Maryam
(bernama Isa) akan menjadi
“ saksi” di hari kiamat !
Jadi penegasan nabi Isa akan menjadi saksi yang
tertulis di surat 4. AN
NISAA ayat 159 merupakan
kesimpulan dari "sabda Yesus" yang tertulis
di Injil Matius 10:32-33, hal ini yang tidak diketahui oleh pembaca Al Quran karena
tidak membaca Injil dengan hati yang tulus.
Karena ketidaktahuan tentang "siapa Isa" yang sesungguhnya, maka
dapat berakibat fatal bagi hubungan sesama manusia di dunia ini serta terhadap "pribadi" setiap orang yang hanya membaca Al Quran saja, bahkan yang bersangkutan tanpa sadar bisa
menyangkal / tidak percaya bahwa “Allah Maha Adil !”
Coba perhatikan ayat
dibawah ini:
Q.69:50
Dan
sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).
Jadi:
Siapakah “orang-orang kafir” yang akan menyesali Al Quran di akhirat ?
Jawabannya:
Karena “Allah Maha Adil” : Maka tidaklah mungkin Al Quran diturunkan akan disesali oleh orang-orang yang bukan pemegangnya.
Jadi jelas, nanti orang-orang yang menyesali Al
Quran hanya para pembacanya saja, hal
itu memang sudah tersirat di Q.5:68 kalimat
terakhir bahwa "kekafiran" bertambah-tambah, hal itu disebabkan karena dari
generasi - kegenerasi para pembacanya tidak mau mencari tahu "yang hak !"
Oleh karena itu kita sangat keliru
jika berpendapat bahwa nanti di akhirat yang menyesali Al Quran adalah orang-orang diluar
Islam!
Sampai saat ini semua
orang Mu'min / Islam para pembaca Al Quran sangat meyakini bahwa “Allah Maha Adil”.
Tetapi kenyataannya
hampir semua belum memahami siapa yang di katakan “kafir” di akhirat nanti seperti yang sudah
tertulis dalam ayat Al Quran di Q.69:50, akibatnya segala ayat-ayat
yang bermakna perintah “untuk membunuh orang kafir” sangat riskan bagi pembacanya
bahkan bisa menjadi
boomerang bagi yang
bersangkutan.
Dengan demikian tidak
heran atas kekeliruan tersebut dapat membuat
ayat Al Quran yang bernada perintah:
“untuk membunuh orang kafir” ditelan mentah-mentah tanpa disadarinya
sehingga mereka bersemangat untuk menjalankan perintah tersebut, kemudian terjadilah “eksekusi” diri sendiri (bom bunuh diri)
yang artinya target utama dirinya sendiri yang paling pertama dibunuhnya
!
Itulah bukti bahwa "dirinya'lah yang kafir" karena pasti terbunuh lebih dahulu, sedangkan efek dari ledakkan tersebut baru akan membunuh atau melukai orang lain.
Itulah sebabnya mengapa sampai hari ini
peristiwa "Bom bunuh diri di tempat umum” mayoritas para pelakunya dari kaum "yang mempelajari Al Quran" ?
Hal itu akibat mereka tidak memahami
"siapa yang disebut kafir" sehingga mereka berpendapat
"akulah yang paling benar".
Karena mereka dasarnya sudah keliru sehingga
mudah tergiur untuk "mati syahid", serta terlena akan imbalan sorga
dengan para bidadari,
maka ayat Al Quran yang bernada perintah:
“bunuhlah orang kafir" menjadi boomerang bagi mereka yang melaksanakannya.
Ironisnya mayoritas pelaku “Bom bunuh
diri” tidak percaya Injil
Kristus, maka dipastikan “kafir” terhadap
anak Maria yang bernama Yesus
Kristus.
Jadi, pribadi / kelompok apapun yang melakukan ajaran “Bom bunuh diri” dengan alasan perintah
dari Al Quran, mereka adalah “para jihadis keliru”, sebab tidak ada satu pun
ayat Al Quran yang membenarkan tindakan bunuh
diri !
Setelah bunuh diri maka "ajal
menjemputnya" dengan demikian di akhirat Al Quran menjadi penyesalan bagi yang bersangkutan, karena
semasa hidupnya Al Quran hanya dilafalkan saja, tidak dipelajari arti dari makna ayat-ayatnya
dengan teliti dan tidak dilandasi pikiran yang positif serta tidak
kembali pada fitrahnya disaat mengkaji. (tersirat di Q.69:50).
Mengapa ayat-ayat Al Quran yang "bernada perintah" untuk memerangi
orang kafir dengan mudah dianggap benar ?
Hal itu disebabkan ayat-ayat tersebut mengandung misteri ghaib, sehingga rentan terhadap gangguan dari kuasa kegelapan / syaitan yang mempengaruhi otak pikiran dan tindakan setiap orang yang mengkajinya.
Keadaan tersebut akan "melumpuhkan akal sehat" yang bersangkutan tanpa pandang bulu sekalipun mereka berpendidikan tinggi.
Biasanya orang-orang tersebut merupakan penganut dari kelompok "Ideologi Salah Lumpuhkan Akal Manusia". Dimana Ideologi tersebut timbul dari hasil pengkajian Al Quran yang disesatkan oleh syaitan yang jahat, dengan cara dipengaruhi dalam pikirannya bahwa Isa hanyalah manusia biasa, sehingga yang bersangkutan memfitnah / menolak sosok Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia.
Oleh sebab itu pengaruh tersebut tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia
karena menghasilkan "Ideologi yang salah / Radikalisme", yaitu bertujuan membinasakan manusia
ciptaan / milik Allah!
Hal itu terbukti dengan tindakan yang
sangat kejam yaitu membunuh dirinya sendiri dan orang lain dengan cara apapun
juga yang bisa dilakukan oleh yang bersangkutan !
Ironisnya setiap pribadi manusia yang sudah terpapar akut "Idiologi sesat / Radikalisme" tersebut, biasanya mereka berkelakuan santun sehingga bagaikan "musang berbulu domba", hal itu bertujuan agar niat jahatnya terlaksana dengan mulus tanpa rintangan, yaitu melakukan bunuh diri tidak untuk dirinya saja tetapi mengikutsertakan orang lain yang tidak bersalah dijadikan korban sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu paham radikalisme tersebut sangat berbahaya jika terpapar pada orang-orang yang memegang kendali alat transportasi umum.
Jadi kalau semakin banyak orang
di dunia ini terpengaruh paham radikal, maka akan berakibat semua
umat Islam awam dan Kristen / umat manusia lenyap dari bumi
ini, sebab mereka menjadi korban atas cara "tindakan bunuh diri"
tersebut, hal itulah yang
dikehendaki syaitan / Iblis!
Ket: Ironisnya hampir semua orang "Islam awam" tanpa disadari pro terhadap radikalisme.
Oleh karena itu kalau
mau membaca Al
Quran ada rambu-rambu peringatan agar berhati-hati dari gangguan syaitan yang
terkutuk, tersirat di Q.16:98.
Q.16:98, Fa-idzaa qara'tal-qur-aana fasta'idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim
Q.16:98, Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk.
Jadi jelas syaitan adalah musuh utama
yang selalu hadir untuk mengganggu orang Mu’min / Islam padasaat membaca Al
Quran !
Hal inilah yang diremehkan oleh pembaca
Al Quran !
(tersirat di Q.25:30)
Karena peringatan
di Q.16:98 tidak dipahami, maka banyak
orang yang keliru setelah mendalami Al Quran, sehingga beranggapan bahwa: "pemikiran dan tindakan
radikalnya" merupakan perintah dari Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang !
Jadi apa yang diyakini oleh setiap
pribadi dalam kelompok radikal /teroris biasanya bersifat kejam, karena tanpa mereka sadari bahwa hal itu akibat pengaruh kekuatan "ghaib
jahat / syaitan" yang
bertentangan dengan "Allah
Yang Maha Pengasih".
Karena pikirannya sudah dikuasai oleh
kekuatan ghaib jahat maka pribadi yang bersangkutan enggan untuk kembali bertaubat, bahkan akan sulit
untuk menjalani proses "deradikalisasi", kecuali hanya kesadaran / kemauan dari pribadi
yang bersangkutan yaitu dengan jalan ber-doa meminta kepada Tuhan untuk membebaskan diri dari pengaruh kuasa syaitan,
hal itu sudah diingatkan
dalam Firman Allah swt, tersirat di Q.16:99.
Q.16:99, Sesungguhnya syaitan tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang
beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Jadi ayat Q.16:98-99 membuktikan
bahwa "pribadi pembaca" AlQuran dasarnya
belum beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya yang berkuasa atas syaitan yang jahat !
Hal itu akan berakibat rentan dari
gangguan syaitan, maka pembaca Al Quran mudah menjadi sesat dalam penafsiran
sehingga timbul Ideologi yang salah / Radikalisme !
Hal yang membuat pembaca Al Quran
belum percaya kepada Tuhannya, karena tanpa
disadari oleh hampir semua orang Mu'min / Islam bahwa pikirannya sudah
terkunci dengan pemahaman secara harfiah yaitu kalimat yang berbunyi:
“Tidak ada Tuhan selain Allah”, sehingga makna hakiki yang tertulis dalam Al Quran yaitu siapa "Dia" yang bestatus Tuhan ? tidak dipahaminya.
Maka berakibat hampir semua umat Mu’min / Islam tidak
tahu dan tidak akan mau tahu lagi bahkan menolak siapa yang dimaksud “Tuhannya” yang dikatakan Allah dalam FirmanNya di Q.16:99, Q.7:206 dan di ayat-ayat lainnya.
Jadi tidak mengherankan karena Allah
Maha Tahu, maka di dalam surat
5 AL MAAIDAH : 68 sudah diingatkan
kepada rasul Muhammad (kalimat terakhir) bahwa apa yang diturunkan kepadanya
akan menambah kekafiran ! Keadaan tersebut terjadi dalam sejarah kehidupan umat
manusia sampai saat ini dari generasi ke generasi !
Hal itu disebabkan
pada kalimat sebelumnya dalam ayat tersebut sudah dihimbau untuk membaca Injil, tetapi dengan pengaruh issue yang tidak jelas tanpa ada bukti yang sah (“katanya Injil sekarang sudah tidak asli !”)
maka semua umat Mu’min tidak mau membaca Injil, jadi semua umat Muslim /
Islam tidak akan tahu karena
tidak mau mencari tahu tentang yang “Hak” terhadap nama siapa yang berhak
atas wewenang Allah dan kisah nyata yang sebenarnya ?
Itulah sebabnya Al Quran surat 5 ayat 68
pada kalimat terakhir Allah menghimbau supaya rasul Muhammad jangan bersedih
hati kepada orang-orang awam dizaman itu dan sampai saat ini yang "menjadi kafir kepada Yesus Kristus" setelah "mereka” membaca
Al Quran dengan tidak teliti !
(Ingat! Semua umat Islam dan Kristen percaya kepada Allah (Sang
Haliq), jadi orang disebut "kafir" bukan kepada Allah!
Tetapi kepada Tuhannya).
Oleh karena itu kalau
orang Kristen disebut kafir kepada siapa???
Sebab mereka percaya
Allah dan juga percaya kepada "Yesus Kristus Tuhannya".
Dengan demikian jelas
"sebutan kafir" yaitu untuk pribadi setiap orang yang
tidak percaya / menyangkal kepada "Tuhannya".
Jadi tidak heran kalau "mualaf" bertambah-tambah dari generasi kegenerasi, sebab
orang-orang Kristen sekarang ini yang sudah percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhannya, kemudian setelah
mereka membaca Al
Quran karena tidak teliti sehingga lupa
membedakan "nama yang
hak", akibatnya mereka
bingung sehingga ikut terobsesi bahwa nama "Yesus" sama dengan nama "Isa". Dengan demikian yang bersangkutan keliru (karena terpaku dari sisi kemanusiaannya saja / "Nabi Isa a.s"). Akibatnya fatal bagi meraka karena
bisa menyangkal / mengingkari Tuhannya yaitu Yesus Kristus yang sudah lama diyakininya.
Dengan demikian jelas bahwa merekalah
yang disebut “Mualaf” sebagai orang-orang
"durhaka" karena mengingkari / menyangkal Tuhannya.
(Hal itu seperti kisah
legenda dari Sumatra Barat yaitu: "anak durhaka Malin Kundang" menyangkal ibunya)
Jadi jelas mereka yang meninggalkan Iman
Kristen bukan dikatagorikan sebagai "domba
yang hilang", melainkan lebih
layak disebut "domba
yang kabur" !
Karena orang kabur tahu jalan pulang !
Itulah bukti kebenaran Al Quran surat.5.AL MAAIDAH:68 sudah memprediksikan bahwa kedurhakaan dan kekafiran akan bertambah-tambah, hal itu terus bermunculan dari "mereka" yang asal baca /tidak teliti
(terhadap ayat mutasyaabihaat) dari masa ke masa.
Jadi kebenaran yang sudah tersirat
di Q.5:68 tentang makin banyaknya para "manusia
durhaka" ("Mualaf"
yang mengingkari Tuhannya")
setelah Al Quran beredar, hal itu tidak
terbantahkan lagi.
Sebab jelas karena Allah "Maha Adil", maka tidak mungkin orang-orang yang bukan pemegangnya
atau mereka yang tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi durhaka atau kafir.
Kesimpulan: Diawal Al Quran diturunkan kepada rasul
Muhammad kemudian tersebar di jazirah arab, maka disaat itu yang membacanya kebanyakan mereka kaum Yahudi dan
nasrani karena pengikut rasul Muhammad
saat itu belum sebanyak jumlah mereka.
Maka dengan seiring berjalannya waktu,
oleh karena itu kedurhakaan
dan kekafiran bertambah tambah
("kebanyakan dari mereka” Yahudi,
Nasrani dan orang-orang awam / netral) setelah membaca Al Quran. Sehingga rasul Muhammad-pun bersedih hati
terhadap orang-orang yang menjadi kafir itu.
Jadi dizaman itu, orang-orang pemegang
Injil saja (orang Nasrani) bisa terpengaruh ayat-ayat
Mutasyaabihaat di Al Quran, sehingga bisa menjadi kafir kepada
Yesus Kristus anak Maria (yang terlebih dahulu sudah tertulis di Injil),
apalagi orang-orang awam?
Tersirat di Q.5:68.
Q.5:68
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad)
dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan
dan kekafiran kepada
kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap
orang-orang yang kafir itu.
Ingat ! “Allah Maha Adil”, maka tidaklah mungkin Al Quran diturunkan membuat orang-orang (diluar Islam) yang tidak membaca Al Quran menjadi “durhaka maupun kafir”.
Inilah bukti kebenaran isi yang tersirat dari salah satu ayat Al Quran (Q.5:68) yang kenyataannya tidak dapat disangkal
lagi, bahwa dari generasi ke generasi dahulu sampai hari ini, hampir
semua orang Mu'min / Islam pembaca Al Quran tidak mau percaya / kafir kepada putra Maryam yang sesungguhnya yaitu
Yesus Kristus yang telah diberikan kuasa
oleh Allah atas Sorga dan Bumi ! Hal itu disebabkan karena terobsesi oleh
sosok "nabi Isa" dalam Al Quran, dimana "nabi Isa" hanya gambaran sosok manusia
biasa yang suci !
Ingat! Kalau mengacu dari isi ayat di Q.5:68, maka semua orang yaitu "Ahli kitab" serta "orang awam" yang mengaku beragama haruslah menegakkan ajaran
yang tertulis di Injil, karena
di dalamnya terdapat ajaran dari Yesus Kristus tentang “Kasih terhadap sesama”.
Dengan demikian
menurut ayat tersebut bahwa Kitab Injil untuk
semua orang !
Kalau Injil sekarang
diisukan palsu sehingga hampir semua orang Mu’min menolak / meremehkannya, berarti semua orang Mu'min di dunia
ini tidak dipandang beragama sedikitpun !
Jadi akar permasalahannya yaitu semua pembaca Al Quran “tidak tahu bedanya” siapa “Yesus Kristus” di Injil dan siapa “Isa”
di AlQuran, sehingga
jika diperhatikan sekarang sulit untuk mempersatukan sudut pandang umat manusia
di dunia karena: Timbul pembicaraan gambaran tokoh yang
menyinggung tentang Injil dengan dua (2) nama yang berbeda !
Jadi pada "hakekatnya" nama Yesus Kristus tidak bisa
disamakan dengan Isa
!
Karena nama Yesus merupakan nama asli yang
sudah ditetapkan Allah sebelum Dia hadir ke dunia (Lukas 1:31), oleh
karena itu di dalam Injil
Kristus tidak lazim
menggunakan nama Isa!
Tetapi nama Isa boleh saja disamakan dengan Yesus, karena di dalam Al Quran bahwa nama Isa menyinggung tentang Injil.
Ditegaskan di Q5.46 >>
....... Isa dengan Injilnya... .
Jadi nama Isa di
Al Quran hanya gambaran kemanusiaannya saja dari Yesus.
Ingat, di dalam dunia ini hanya ada satu Injil yaitu: "Injil Kristus"
jadi tidak
ada yang disebut "Injil Isa", apalagi "Injil
Barnabas"!
Kesimpulan:
Al Quran secara
tersamar membenarkan bahwa dimasa lalu pernah hadir ke dunia sosok Anak
manusia yang terjadi bukan dari hasil pembuahan (peranakan) manusia
seperti yang sudah tertulis di
dalam kitab Injil. Dimana
ditegaskan bahwa Manusia tersebut bukanlah sosok nabi pada umumnya seperti jasadnya tidak ada lagi di dunia
tetapi kembali ke sorga.
Disinilah kita harus pahami, di Al Quran sosok
nabi tersebut tidak ditulis dengan nama Yesus Kristus seperti sudah tertulis di kitab terdahulu (Injil)
melainkan dengan nama Isa
Al Masih.
Jadi kita harus tahu sebutan yang "HAK" terhadap
nama Yesus Kristus:
Tidak ada yang menyebut nabi Yesus tetapi
nabi Isa !
Tidak ada yang menyebut Tuhan Isa tetapi Tuhan Yesus !
Oleh karena itu perlu ditegaskan bahwa:
Allah adalah "ROH".
Maka bunyi dari sebuah nama adalah "kunci" kehadiran roh yang disapa.
Hal itupun disebabkan yang bersangkutan
terpaku dengan kisah Yesus yang menggambarkan bahwa Dia melakukan aktivitas
manusia pada umumnya seperti: makan, minum, memberikan pengajaran,
berdoa.
Gambaran aktivitas manusia dari anak
Maria itulah yang mengganjal pikiran setiap orang Islam yang membaca Injil.
Oleh karena itu Al Quran menegaskan
supaya manusia gak usah memusingkan hal itu, maka dengan ayat di Q.19:17
menegaskan bahwa anak Maryam adalah jelmaan dari Roh Allah sendiri.
Maksud dari ayat tersebut supaya pembaca
berpikir, bahwa walaupun keberadaan Dia dahulu waktu di dunia sebagai manusia, hal itu tidak perlu diragukan
lagi kuasanya, sebab Dia adalah Manusia Illahi !
Karena umat Islam tidak
bisa membedakan yang hakiki antara Isa dan Yesus, maka
mereka sulit untuk memahami paham Kristen !
Hal itu disebabkan di dalam Al Quran tidak
ada nama Yesus Kristus !
(Jadi membaca Injil atau
mendengar pemberitaan Injil sangat penting!)
Oleh karena itu semua umat Islam tidak
akan memahami sabda yang pernah dikatakan rasul Muhammad yaitu di Hadits Shahih Bukhari 1557:
….Tiada tinggal dalam neraka kecuali mereka
yang dipenjarakan Quran dan mesti kekal di dalamnya.
Mengapa rasul Muhammad mengatakan seperti
itu ?
Jawabnya: Sabda beliau suatu peringatan
bagi umatnya yang tidak
mau membaca Injil
karena Al Quran akan memenjarakan pikiran umatnya,
sehingga "membahayakan" keadaan umatnya setelah ajal menjemput mereka,
hal itu disebabkan karena menyangkal sosok “Yesus”/ Tuhan yang akan membangkitkan mereka.
Penyangkalan itulah yang akan membuat
umatnya "celaka"
dihari berbangkit karena
tertinggal dalam
siksa kubur selamanya / neraka
! Tersirat di surat YAA SIIN (Q.36;52).
Q.36. YAA SIIN : 52 ; Mereka
berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur
kami (kubur)?” Inilah yang
dijanjikan
(Tuhan) Yang Maha pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
Makna ayat tersebut menggambarkan
penyesalan orang Mu'min yang berada di "liang lahat"
padasaat hari berbangkit, karena tidak beriman kepada Tuhannya.
Dimana semasa hidupnya sudah pernah "mendengar berita Injil" bahwa yang telah berjanji dihari
berbangkit adalah Tuhan
Yesus, dan mereka juga
tahu ada rasul lain selain "rasul Muhammad" yang
pernah menjelaskan hal itu, yaitu "rasul Paulus" yang terlebih dahulu menjelaskan tentang
keadaan orang-orang pada hari berbangkit.
Tertulis di 1
Tesalonika 4:16.
Tetapi karena terpola dalam pikirannya bahwa anak Maryam bernama Isa adalah manusia biasa, maka mereka salah paham sehingga
tidak mau percaya walaupun sudah mendengar berita Injil: bahwa sosok
dengan nama Yesus Kristus adalah "Tuhan dan juruselamat manusia", karena Dia
yang berkuasa membangkitkan manusia dari alam
kubur untuk
mengantarkannya kehadapan
Allah di sorga!
Jadi jika menolak Yesus Kristus maka tidak ikut dibangkitkan untuk dikumpulkan di
"Padang Mahsyar", dengan demikian segala perbuatan "amal salehnya" dihadapan
Allah menjadi sia-sia sehingga
tergambar bagaikan debu berterbangan.
Tersirat di surat.25
AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka
kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
(Makna Q.36 : 52 dan Q.25 : 23, tersamar membenarkan ayat
di Titus 3 : 4,
5 & 6).
Oleh karena itu kita selalu membacakan surat YAA SIIN pada saat ada kerabat yang meninggal dunia, hal itu supaya makna
ayat tersebut disadari
bagi yang masih hidup.
Jadi ayat Al Quran (Q.36:52)
yang menyatakan orang-orang Mu’min celaka dihari kiamat, hal itu hanya merupakan peringatan saja supaya
selagi masih hidup di dunia kitab Al Quran harus dipelajari dengan cara
dikaji, jadi bukan sekedar
dilafalkan saja tanpa dimengerti agar
dihari kiamat nanti tidak termasuk orang-orang yang merugi.
(Q.36:52 dan Q.25:23 tersirat: Amal yang sia-sia bagi orang
tidak percaya "juruselamat" dan ayat tersebut tersamar membenarkan jika
hidup berbuat kasih serta sampai mati tetap percaya Yesus, maka
mati-pun tidak sia-sia karena kelak
akan dibangkitkan untuk menuai keuntungan/ AlKitab di FILIPI 1:21)
Kesimpulan: Bahwa amal ibadah tidak bisa "membawanya"
orang ke sorga, karena amal
ibadah hanya merupakan "nilai pahala" bagi setiap orang setelah "sampai" di pintu sorga.
Dengan demikian jelas bahwa rasul Paulus dan rasul Muhammad masing-masing mempunyai tujuan memperingatkan umat manusia dizamannya seperti yang tertulis dalam kitabnya masing-masing, yaitu memberikan gambaran keadaan nasib umat manusia pada saat hari berbangkit nanti.
Dimana rasul Paulus terlebih
dahulu memperingatkan umat manusia yang sudah percaya Yesus sebagai
juruselamatnya dan menyebutNya “Tuhan Tuhan” yang telah membawanya ke hadapan
Allah di sorga, tetapi selagi hidup di dunia tidak melakukan
kehendak Allah Bapa disorga ( tersirat di Injil Matius 7 : 21)
sehingga yang bersangkutan sia-sia kehadirannya di hadapan Allah karena
tidak ada perbuatan kasih / amal yang mereka kerjakan sebagai nilai pahala
untuk masuk mendapatkan tempat di Sorga.
Oleh karena itu rasul Paulus mengatakan: Iman tanpa perbuatan mati !
Begitu pula 600 tahun kemudian rasul
Muhammad memperingatkan umatnya (tersirat di surat 36. YAA SIIN
:51-52) padasaat hari berbangkit umatnya (orang mu’min) tidak dapat
hadir dihadapan Allah, karena tidak ikut dibangkitkan oleh
Tuhan yang telah berjanji, sehingga amal yang sudah mereka kerjakan
selagi hidup di dunia akan sia-sia dihadapan Allah bagaikan debu
berterbangan (Q.25:23).
Kesimpulan:
Jadi semua agama menawarkan sorga bagi umatnya, tetapi yang perlu diketahui dan disadari bahwa: Orang Kristen walaupun sudah percaya Yesus tetapi tidak mengerjakan amal, maka akan sia-sia, begitu pula bagi orang Yahudi dan orang Mu'min / Islam yang sudah mengerjakan amal tetapi tidak percaya / menyangkal Yesus sebagai Tuhan (yang telah berjanji akan membangkitkannya) maka akan sia-sia juga dihari berbangkit nanti !
Oleh karena itu tujuan ayat-ayat
peringatan dalam kitab masing-masing supaya umat manusia jangan mudah terlena
oleh kebenaran yang sudah diyakininya.
Karena penilaian kebenaran / akhlak baik manusia hanya di hadapan Allah,
oleh karena itu perlu "Sosok yang diberi kuasa untuk membawanya" ke
hadapan Allah.
Dengan demikian jelas berdasarkan apa
yang tersirat di Al Quran surat 36 YAA SIIN :52 dan Injil Matius 7 :21 ,
dimana masing-masing ayat tersebut bermakna sebuah peringatan yang harus dipahami. Bahwa tanpa percaya kepada "Tuhan" Yesus dan tanpa melakukan perbuatan "amal", maka tidak akan bisa masuk kedalam Sorga.
Jadi keduanya Mutlak yaitu harus percaya
"Tuhan Yesus" dengan disertai berbuat "Amal".
Karena manusia hidup di dunia nyata dan Sorga di alam bathin, maka antara percaya Yesus Kristus dan perbuatan amal, "ibarat dua tiket" yang harus kita miliki yaitu: Tiket Transpotasi yang "membawa" ke
area Sorga dan tiket "masuk" ke
Sorga.
Jadi syarat untuk sampai dan kemudian masuk ke dalam Sorga itu ibarat dua sisi
mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Oleh karena itu supaya amal yang kita
kerjakan tidak sia-sia karena tidak dapat datang ke hadapan Allah dihari
kiamat, maka kita harus mencari tahu siapa yang dikatakan Allah dalam ayat-ayat
Al Quran dengan sebutan: "Dia
yang berstatus Tuhan yang berkuasa dihari berbangkit" ?
Jawabnya: Tersirat di Injil
Yohanes 6:39. yaitu; Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan
ada yang hilang, tetapi supayaKu bangkitkan pada akhir zaman.
(itulah janjiNya waktu masih berwujud
manusia dan sekarang yang disebut "Tuhan" Yesus) dan tergambar di Al Quran surat
36:52. (Quran cetakan dept Agama RI 1982)
Tersirat di Injil Yohanes 14:6. yaitu;
Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (itulah janjiNya waktu masih berwujud
manusia) dan tergambar di Al Quran surat 43:61. (Quran cetakan
dept Agama RI 1982)
Dengan demikian jelas bahwa Yesus Kristus sebagai perantara hubungan
manusia kepada Allah, pada saat hari berbangkit Dia yang akan membangkitkan semua
orang yang percaya kepadaNya, sehingga Dia’lah yang disebut sebagai “jembatan keselamatan”.
Maka dari itu semua orang Mu’min harus tahu yang "hak" terhadap nama Yesus dan Isa, sehingga
secara pribadi dapat menentukan sikap mau percaya atau tidak kepada yang "bernama" Yesus Kristus Sang juruselamat yang tergambar manusia “Isa” di Al Quran.
Dimana sosok Dia adalah ciptaan Allah langsung melalui rahim
Maryam (tanpa air mani / tidak terjadi dari proses "diperanakan") dengan tujuan untuk menghadirkan kembali sosok
seorang “Manusia Suci”, karena semua orang di dunia ini dari mulai nabi
Adam pasti telah berbuat dosa !
Oleh karena itu keberadaan ayat Al Quran di Q.53:38 bertujuan
supaya semua orang mengerti bahwa: hanya seorang manusia suci saja
yang pernah ada hidup di dunia ini yang dapat / akan memikul dosa manusia
lainnya.
Q.53:38 ; bahwasanya seorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain ………..
Karena dari awal dunia diciptakan bahwa semua orang
telah berdosa.
Jadi ayat di Q.53:38 menimbulkan suatu pertanyaan?
Bagaimana kalau di dunia ini pernah hidup "seorang
yang tidak berdosa"?
Jadi Q.53:38 secara
tersamar membenarkan pengakuan Yesus di Markus 2:10.
Markus 2:10 ; Tetapi supaya kamu tahu,
bahwa di dunia ini Anak
Manusia berkuasa mengampuni dosa” -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu.
Itulah sebabnya tujuan Allah menciptakan kembali sosok "seorang yang tidak berdosa" yaitu Yesus Kristus tanpa bapa duniawi seperti penciptaan Adam
manusia pertama, dengan tujuan akan memikul dosa setiap
orang yang percaya kepadaNya.
Jadi Yesus Kristus tidak ada gunanya bagi anda yang tidak pernah berbuat dosa !
Oleh karena itu Al Quran surat 56:62
bertujuan memberikan peringatan kepada semua orang di dunia, bahwa begitu
pentingnya Allah menciptakan sosok "seorang yang tidak berdosa" (tergambar Isa dikisahkan
sebagai anak Maryam di Al
Quran / surat.19:19 "manusia suci") yang
merupakan penciptaan kedua kalinya setelah penciptaan pertama manusia Adam
tanpa bapa duniawi.
Q.56:62 ; Dan sesungguhnya kamu
telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran untuk
penciptaan yang kedua?
Itulah kebenaran Islam berdasarkan AlQuran dan Hadits, dimana semua
umat Islam akan mengalami siksa kubur
selamanya / neraka (tertulis di Q.19:71 dan di Hadits
Shahih Bukhari no:1557).
Hal itu dikarenakan menolak “manusia suci" yang
merupakan penciptaan kedua setelah manusia Adam yaitu sosok "Yesus Kristus", Dia ada di dunia tetapi Dia bukan
berasal dari dunia ini, maka Dia dikenal dengan sebutan "Ilaahin naas / Manusia Illahi", yaitu manusia tanpa dosa yang telah disediakan
Allah sebagai juru selamat manusia yang mau percaya kepadaNya!
Oleh karena itu penciptaan Yesus merupakan "rahmat
dari Allah" supaya
manusia dapat
"sampai" ke sorga, hal
itu secara tersamar ditegaskan di Al
Quran (Q.19:21) bahwa penciptaan
Isa dimasa lalu sebagai "rahmat dari kami" untuk manusia.
Itulah bukti begitu besar kasih Allah kepada manusia agar terselamatkan!
Itulah sebabnya semua orang Mu’min /
Islam percaya bahwa masuk
sorga karena “Rahmat
Allah”, ironisnya makna hakiki dari "rahmat" itu yang
tidak dipahami !
Hal itu tersirat di Q.43:15 ; manusia pengingkar yang nyata terhadap rahmat Allah.
Oleh karena hampir semua umat Islam tidak percaya Yesus Kristus sebagai
juru selamatnya maka siksa
kubur bisa menjadi kenyataan, walaupun
hal itu bertentangan dengan sifat Allah "Yang Maha Penyayang", dimana
Allah tidak menghendaki umatNya berada di tempat terkutuk / “siksa kubur”, oleh karena itu Allah menyarankan umatNya agar
berdo’a meminta kepada "Tuhannya" untuk tempat yang diberkati seperti tersirat
di Q.23:29
Q.23:29; Dan berdo’alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah
aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik
Yang memberi tempat.”
Karena tidak membaca Injil Kristus dengan benar,
maka makna siapa "Tuhanku" yang tertulis dalam ayat Q23:29 tidak
dipahami oleh semua orang Mu’min/Islam, dimana saat Yesus Kristus sebelum diangkat ke sorga, Dia pernah
berjanji menyediakan tempat bagi semua orang yang percaya kepadaNya
(Yohanes 14:2).
Yohanes 14:2. Di rumah Bapa-Ku banyak
tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk
menyediakan tempat bagimu.
Jadi jelas sekarang Yesus Kristus berada di sorga untuk menyediakan tempat bagi siapapun yang menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya !
Jadi pemahaman yang timbul dalam diri pribadi umat Islam seperti tanpa ada pengharapan terhindar dari “siksa kubur”, akibat pengajaran keliru yang diberikan oleh para pemimpin dan pembesarnya / Ulama / Ustadz.
Hal itu disebabkan para
pemimpinnya membaca Injil Kristus hanya untuk
mencari kesalahan terhadap Quran, dan mereka melarang para umatnya membaca Injil Kristus dan buku-buku tentang Yesus sehingga
tidak mengenal "Sang juruselamat" itu !
Oleh karena itu dihari "Azab" nanti
para pemimpin / pembesar tersebut diminta pertanggung jawaban oleh umatnya atas
pengajaran yang keliru !
Hal itu sudah tersirat di Q.33:67-68.
Q.33:67; Dan mereka berkata: Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta’ati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
68; Ya Tuhan kami, berilah
kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.
Kesimpulan: Umat salah atau benar,
akibat dari pengajaran para pemimpinnya !
Sebab jika kita tidak memahaminya maka kita akan sulit untuk membuktikan bahwa Al Quran bertujuan mendukung kebenaran Injil (Q.12:111).
Q.12:111 ; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Jadi kalau kita tidak memahami status dari masing-masing nama tersebut, maka ayat ayat Al Quran yang
menyinggung tentang tokoh Injil (“Isa Al Masih”) akan sangat bertentangan dengan Injil Kristus, bahkan pembacanya akan menyangkal “Yesus Kristus” dan bisa keliru dengan beranggapan orang Kristen
“sesat” !
Contoh: ayat di Q.5. Al MAA-IDAH :72 ; Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah
ialah Al Masih putera Maryam, …. .
Ayat diatas menjelaskan secara tersamar dan mengingatkan para pembaca kitab Al Quran berikut membaca Injil, bahwa nama Al Masih putera Maryam adalah gambaran / figur pembawa Injil yang hanya manusia biasa saja, ayat tersebut membenarkan bahwa Injil adalah perkataan Yesus Kristus disaat hadir kedunia sebagai manusia, hal itu dibuktikan di ayat Matius 6:9, dimana Dia (Yesus) mengajarkan do’a “Bapa kami”. Jadi nabi pembawa Injil dimasa lalu dengan nama Yesus Kristus disaat mengajarkan ber do’a kepada Allah maka “Dia” bisa disebut 100% “Anak Manusia!”
Jadi karena Al Quran mempertegas dengan mengisahkan bahwa putera Maryam sebagai manusia, maka waktu dahulu kehadirannya disaat itu janganlah dikatakan sebagai Allah!
Contoh lagi, ayat di Q.5. AL MAA-IDAH :73 ; Sesungguhnya kafirlah orang-orang
yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah
satu dari yang tiga”, ….. .
Ayat diatas jika dibaca makna yang ada
dalam kalimatnya tanpa didukung dengan pengetahuan kitab sebelumnya (Injil) maka semua orang Mu’min / Islam beranggapan
orang Kristen telah kafir.
Tetapi jika kita
mengacu pada ayat di Q.12:111 (bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya) maka jelas makna Q.5:73 secara
tersamar memperingatkan: Jika menyebut “tri tunggal” harus
lengkap karena perintah tersebut mutlak pada saat pembabtisan, dimana perintah
tersebut hanya ada tertulis di ayat Matius 28:19 (yaitu;
….dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,).
Jadi dalam ayat di Q.5:73 jelas
secara tersamar menegaskan bahwa orang disebut kafir (menolak firman) jika
orang tersebut menyimpang pada saat melakukan perintah di Injil / Matius 28:19, yaitu hanya mengatakan salah satu saja dari yang
tiga (mengatakannya tidak lengkap).
Penjabaran diatas berdasarkan Q.12:111; bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya (Injil).
Oleh karena itu sampai kapanpun, jika kita menyelidiki ayat-ayat Al Quran terhadap
ayat-ayat di Injil
Kristus tanpa berpatokan / berpegang pada pengertian mutlak yang tersirat di Q.12:111, maka hampir semua ayat-ayat Al Quran yang
menyinggung Injil pasti akan ada pertentangan !
Jadi 'menyalahkan'
Injil terhadap Al Quran tidak beralasan, karena tujuan itu tidak ada
ayatnya !
Mengapa Al Quran disebut “kitab yang
sempurna”?
Oleh karena Al
Quran adalah kitab yang “Hak” dari
Allah untuk diberikan “hak
kebebasan” memilih
bagi manusia tanpa
paksaan!
Maka setiap pembaca Al
Quran dapat menghasilkan “kesempurnaan” dalam hal untuk memilih percaya
/ beriman ataupun menyangkal / kafir tentang kisah peristiwa penyaliban dimasa lalu.
Sehingga "sempurna" apapun pilihan pribadinya !
Dengan demikian sorga dan neraka-pun bukan sekedar “hadiah ataupun hukuman”, melainkan
pilihan bagi setiap orang yang ditentukan selagi yang bersangkutan masih hidup
di dunia, dengan berdasarkan petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab yang diturunkan
Allah dimasa lalu.
Ingat, Allah Maha Suci tempatNya di Sorga sedangkan
iblis / syaitan tempatnya
di neraka !
Oleh karena itu jelas Al Quran bermakna petunjuk, yaitu menunjukkan “jalan ke Sorga” ke-arah
tujuan akhir "perhentian
jiwa" (setelah ajal menjemput)
dari sebuah perjalanan hidup setiap anak manusia.
Jadi jelas bagi orang yang bertakwa
sebelum ajal menjemputnya, maka petunjuk tersebut harus dipelajari supaya
memahami makna yang sesungguhnya maksud dari “jalan” tersebut.
(tersirat di Q.69:48 dan Q.43:61).
Q.69:48 ; Dan sesungguhnya Al Quran
itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Q.43:61 ; Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku inilah jalan yang lurus.
Jadi jelas ayat Q.43:61 menegaskan secara tersamar supaya semua pembaca Al Quran mencari tahu dimana tertulisnya pengetahuan hari kiamat yang pernah diucapkan oleh Isa putera Maryam ? Sebab Al Quran bukan sabda Isa !
Oleh karena itu semua orang Mu’min dihimbau untuk membaca Injil Kristus, yang merupakan kisah nyata anak Maryam yang sesungguhnya.
Maka setelah membaca Injil semua
pembaca Al Quran akan tahu bahwa kalimat yang tertulis di Q.43:61 yang
berbunyi; “ikutilah Aku inilah jalan yang lurus” adalah cermin dari perkataan Yesus, yang
tertulis di Injil Kristus – Yohanes 14:6 ; Kata
Yesus kepadanya: ”Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku.
Kesimpulan: Semua petunjuk dalam Al Quran terserah
pembacanya untuk memilih: mau mengikuti atau membangkang/menyangkal?
Jadi sempurna apapun pilihannya!
TAMAT.