Yesus bukan Isa

 In English: https://translate.google.com/translate?sl=id&tl=en&u=https://yesusbukanisa.blogspot.com/2021/01/yesus-bukan-isa.html



Nama seorang manusia yang sudah tidak ada lagi di dalam duniajika dibuat sejarah kehidupannya maka namanya tidak layak dirubah walaupun ditulis dalam berbagai macam bahasa.

 

Mengapa di dalam Al Quran nama tokoh yang menyinggung tentang Injil telah berubah?
Yaitu tidak sama dengan nama sesungguhnya yang sudah tertulis di Injil sebelum Al Quran diturunkan!
(Mengapa nama Yesus berubah drastis menjadi Isa ?)

 

Sedangkan Al Quran diturunkan di jazirah Arab terpaut  600 tahun lamanya setelah Injil dan berdekatan dengan bekas wilayah zaman Yesus Kristus !

 

Jadi apa tujuannya dengan perubahan drastis dari nama tersebut ?

 

Jika anda mau mengetahui maka lanjutkan untuk membacanya!

 

 

 

 

 

 

 

PERINGATAN !

 

Tulisan ini bukan untuk diperdebatkan, tetapi  untuk dipahami oleh setiap pribadi.
Tulisan ini menjelaskan tujuan Al Quran sesungguhnya seperti tersirat di Q.12:111.



Sejak ada Al Quran, maka diantara umat Islam dan Kristen telah mengetahui ada sosok seorang tokoh yang berhubungan dengan Injil dikenal dengan dua nama yang berbeda. Dimana penyebutan salah satu dari kedua nama tersebut menggambarkan "waktu keberadaannya",  contoh sosok dengan "jabatan / status nabi” adalah sebutan yang lazim bagi sosok seorang manusia  yang hidup dan mati "jasadnya tetap berada di alam dunia".

 

Dengan demikian jelas tujuan Al Quran diturunkan supaya semua orang tahu tentang "sebutan" disaat sekarang ini dan sampai selamanya terhadap anak Maryam yang sesungguhnya sudah tertulis di Injil,  yang sejak lahir bernama Yesus Kristus  yang telah bangkit dari antara orang mati dan "naik ke surga".

 

Oleh karena itu sampai hari ini  jika diperhatikan bahwa Al Quran secara tersamar menerangkan kepada  semua orang di dunia tentang  yang  "hak"  terhadap sebutan yang menyinggung status terhadap nama Yesus dan Isa yaitu:
Sekarang tidak lazim lagi menyebut anak Maria 
“nabi Yesus”,
tetapi menyebutNya dengan nama berbeda yaitu 
“nabi Isa”.

 

Hal itu  bertujuan secara tersamar supaya setiap orang berpikir kritis:

Bahwa memang benar nama Yesus Kristus sekarang ini bagi yang percaya kepadaNya tidak lagi disebut nabi, tetapi dengan sebutan Tuhan Yesus Kristus.

 

Oleh karena itu kalu tidak pernah membaca Injil tidak akan pernah tahu asal usul tentang nama Yesus.

 

 

Mengapa Dia (Yesus Kristus) disebut Tuhan?

 

Jawabnya ada : Tertulis di AlKitab dan tersirat di dalam Al Quran !

 

Kitab Wahyu 22:13 > (Yesus sendiri yang berkata); 

Aku adalah.. Yang Awal dan Yang Akhir.”

 

Al Quran surat 57:3-4> (Allah yang berkata);  Dialah Yang Awal dan Yang Akhir  Yang Zhahir dan  yang Bhatin.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa… .

 

Dengan demikian jelas di ayat Q.57:3-4, bahwa Allah sendiri  menegaskan kepada para pembaca Al Quran bahwa: ada sosok yang ditunjuk yaitu  Dia Yang Awal dan Yang Akhir  Yang  Zhahir (nampak) dan  Yang Bhatin (tidak nampak) adalah pencipta langit dan bumi yang disebut Tuhan!

 

Semua orang Mu’min/Islam percaya bahwa Al Quran itu Firman Allah yang disampaikan oleh jibril, (karena jibril tidak berani merekayasa) maka sudah seharusnya percaya 100%  tentang sosok “Dia” yang dikatakan Allah  di Q.57:3-4  yaitu  menunjuk  kepada  “Dia  Yesus Kristus" yang tertulis di Wahyu.

Jadi kenyataannya bahwa: “Dia" adalah  Tuhan, sebab hanya Dia Yesus Kristus  yang keberadaannya  pernah terlihat (Zhahir) dan sekarang yang tidak terlihat lagi (Bathin). Dia adalah satu-satunya manusia yang pernah mengatakan hal itu !

 

Oleh karena itu tanpa membaca Al Kitab tidak akan tahu makna dari Q.57:3- 4.

 

Itulah sebabnya bahwa Al Quran diturunkan bertujuan untuk menegaskan kembali siapakah yang disebut Tuhan itu. 

Karena ayat tersebut adanya di  “surat 57”, dimana surat tersebut  terletak tepat di tengah-tengah urutan surat Al Quran yang jumlahnya 114 surat.
Oleh karena itu 
secara tersamar Al Quran mencerminkan sebagai  "penengah / wasit" yang memberikan keputusan tentang status  "Yesus Kristus" (Anak Maria) sebagai Tuhan, bagi siapa saja yang selalu berselisih / meragukan hal tersebut.


Jadi tujuan membaca Injil bagi orang Mu'min / Islam  (para pembaca Al Quran), agar benar-benar dapat memahami siapa yang sesungguhnya nama Isa Al Masih putra Maryam  yang sudah  "terlebih dahulu" tertulis di dalam Injil, yang bernama Yesus Kristus !

Oleh karena itu himbauan membaca Injil jangan diremehkan (Q.5:68), karena sampai kapanpun tanpa membaca Injil Kristus dengan benar maka semua pembaca AlQuran tidak akan tahu siapa yang dimaksud  “Dia yang berstatus Tuhan” yang dikatakan Allah tertulis  dalam surat-surat di Al Quran.


Jadi supaya tidak terjadi "Perdebatan" akibat dari kekeliruan maka semua orang harus tahu membedakan kedua nama tersebut dari sudut pandang yang "Hak", supaya tidak mencampuradukkan antara yang hak dan bukan haknya, terhadap masing-masing:  nama 

"Isa" di  Al Quran dan "Yesus Kristus" di Injil.

 

Karena Allah Maha Tahu “Yang HAK”.

Maka tidak ada satupun ayat dalam Al Quran yang menyataka bahwa nabi Isa akan datang lagi diakhir zaman, dan tidak satupun ayat Al Quran yang menyatakan dengan tegas bahwa nabi Isa disalib !


Hal itu disebabkan bahwa  
nama yang “berHak” datang kembali  ke dunia pada peristiwa akhir zaman nanti dan nama yang “berHak” atas peristiwa penyaliban sesungguhnya yang telah terjadi, yaitu sosok yang hanya bernama  "Yesus Kristus" yang terlebih dahulu sudah tertulis di Injil Kristus!

Karena nama Yesus merupakan nama asli yang sudah ditetapkan Allah yang diucapkan oleh malaikat sebelum Dia hadir ke dunia, tertulis di Injil, Lukas 1:31.

Dengan demikian nama "Isa" adalah nama samaran sebagai tokoh nabi pembawa Injil di dalam Al Quran, karena nama tersebut munculnya 600 tahun setelah era Yesus Kristus  di jazira arab !

Oleh karena itu semua ayat-ayat tentang Isa adalah: 

"ayat samar-samar" atau disebut  "ayat Mutasyaabihaat".

Dimana jenis ayat tersebut untuk menimbulkan fitnah bagi orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, seperti sudah dijelaskan di Q.3:7. Jadi jika tidak memahami ayat mutasyaabihaat  maka tidak heran para pembaca Al Quran bisa memfitnah Yesus Kristus tidak disalib, walaupun tidak pernah membaca Injil Kristus !

 

Ket:Mengapa di dalam Al Quran  ada  ayat Mutasyaabihat  ?


Jadi ayat Al Quran yang mengisahkan tentang Isa anak Maryam yang bertentangan dengan Injil, hal itu tidak dapat dipersalahkan, karena ayat-ayat tersebut tidak memakai nama asli yaitu "Yesus Kristus". 

Maka dapat disimpulkan bahwa Al Quran dengan "kisah Isanya" bertujuan untuk memfitnah dan menyindir orang orang Nasrani dizaman itu supaya iman mereka menjadi ragu terhadap keTuhanan Yesus Kristus yang sudah diyakininya, dan membuat orang-orang awam dizaman itu sampai dengan hari ini terpengaruh menjadi antipati terhadap Yesus Kristus yang tertulis di Injil Kristus.

 

Oleh karena itu bagi semua orang-orang Kristen dizaman sekarang ini  jangan ambil pusing dengan ayat-ayat Al Quran tersebut, seperti peribahasa:  "Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu".


Dengan demikian jelas bahwa kisah "Isa dalam Al Quran" bukan kisah nyata        dari kisah asli kehidupan Yesus Kristus yang merupakan "tokoh utama" dalam peristiwa penyaliban yang sudah terjadi dimasalalu ! 

Karena kedua nama tersebut menyinggung tentang "Kitab 
Injil".
Maka kita harus tahu tentang perbedaan dari kedua nama tersebut yaitu:
Kisah "Nama" siapakah "yang berhak" atas wewenang ke-Illahian?
Kisah "Nama" siapakah   pelaku sejarah dalam Injil yang sesungguhnya?

Oleh karena itu Al Quran  "cerita"  anak Maryam (Isa) dari sudut pandang sosok kemanusiaan saja, maka isi  Al Quran tentang Isa berbeda dengan  Injil. 

Kitab Injil  adalah "kisah nyata"  kehidupan  Yesus Kristus anak Maria   dari sudut sosok  manusia dan keIllahian !
Sehingga orang Mu'min / Islam yang sudah berpatokan dengan Al Quran maka akan sulit untuk memahami  perkataan Yesus di Injil  tentang   ke IllahianNya.

Jadi setiap orang jika tidak memahami ayat “Mutasyabihaat” maka tidak akan bisa  mengerti / menerangkan / menemukan tentang gambaran dari "sabda  Tuhan Yesus di Injil"  yang  tersirat  di  Al Quran !
Jadi tidak heran jika pandangan Islam tentang 
Yesus pasti berbeda, karena "nama Yesus" tidak tertulis di Al Quran.

 

Ketidaktahuan itulah merupakan akar permasalahan yang menimbulkan kekeliruan sudut pandang para pembaca Al Quran terhadap umat Kristen, sehingga sebagian besar umat Islam selalu "mempermasalahkan" tentang keImanan (yang diyakini) umat  Kristiani di dunia sampai hari ini !

Jadi memang  jelas dizaman Al Quran diturunkan nama asli Yesus Kristus sudah tidak layak lagi disebut nabi !


Sebab sejak "Yesus" naik ke sorga dan telah berjanji suatu saat akan datang kembali ke-dunia "untuk mengumpulkan  kita semua"! (Injil Matius 25:31-32)
Dengan demikian karena sekarang "Yesus" sudah di sorga dan berkuasa akan datang kembali ke dunia, maka "Dia" adalah Tuhan. Oleh karena sekarang "Dia" sudah berada  disana maka dengan pasti sudah tahu waktu / tanggal  kedatanganNya kembali !

Jadi dapat dipastikan bahwa manusia Yesus Kristus disebut Tuhan sejak masa  kebangkitan-Nya sampai sekarang dan selamanya.

 

Dimana Dia Yesus dihari kiamat nanti akan mengumpulkan kita semua.

 

Tersirat di Matius 25:31-32, yaitu;  ayat 31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemulyaan-Nya  dan  semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan  di  hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

 

Itulah sebabnya dihari kiamat nanti "yang bertugas mengumpulkan kita semua adalah Tuhan" ditegaskan tertulis di Al Quran (Q.34:26)

 

 

 

Q.34:26 ; Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".

 

 

(qul yajma'u bainanā rabbunā umma yaftau bainanā bil-aqq, wa huwal-fattāul-'alīm)

 

 Ayat tersebut bertujuan supaya semua orang Islam yang sudah mengikuti petunjuk untuk membaca Injil (Q.5:68), agar  tahu bahwa Yesus yang akan bertugas "mengumpulkan" kita dihari kiamat bukan lagi disebut Anak Manusia! Tetapi harus menyebutnya>  katakanlah: "Tuhan kita"!


Itulah bukti bahwa Allah Maha Baik tidak akan mempersulit umatNYA untuk memahami ayat-ayat Al Quran supaya mengetahui siapa Tuhan itu.


Untuk lebih rinci baca :  http://hubungantersembunyi.blogspot.co.id


 Jadi tidak heran di Al Quran "nabi" pembawa Injil memakai nama lain. Karena pada saat Al Quran diturunkan nama Yesus sudah tidak layak lagi disebut nabi !

Oleh karena itu Al Quran untuk mengisahkan nabi-nabi dengan masing-masing kitabnya, yaitu tertulis:
Untuk Kitab Taurat tertulis dengan "nabi Musa".
Untuk Kitab Injil bukan tertulis nabi Yesus melainkan tertulis "nabi Isa".

Maka secara "tersamar" Al Quran sudah mengajarkan kebenaran tersebut, hal itu terbukti dimana sampai hari ini semua orang di seluruh dunia dan terutama orang Mumin/Islam mereka tidak lazim menyebut "nabi Yesus"!

Hal itu bisa dibuktikan dimana hampir semua 
orang Mu'min kalau mau  menyebut nama Yesus pada umumnya "tersamar" yaitu hanya menyebut   "statusnya" saja dengan sebutan:  "Tuhannya orang Kristen"
(yang sesungguhnya "Tuhan Yesus").

Begitupun orang Islam yang radikal setelah mereka percaya kepada Yesus, maka kalau mereka berdoa menyebutnya "Tuhan Yesus", bukan Tuhan Isa !


Kebenaran tersebut nyata hingga saat ini, tetapi jika tidak memahaminya, maka akan dapat menimbulkan masalah bagi orang yang hanya membaca Al Quran saja!

Jadi hampir semua orang Islam hanya tahu nama "Isa"saja, maka tanpa disadari akan terpola secara permanen dalam pikirannya bahwa nabi pembawa Injil dengan nama Isa hanya sosok "anak manusia saja", jadi dari dasar pemahaman tersebut  dengan pasti yang bersangkutan / orang-orang Islam berpendapat:

Bahwa orang kristen salah karena  mempertuhankan "anak manusia".
Pendapat tersebut terjadi sampai saat ini !
Sehingga pembaca Al Quran (orang Islam) dapat berasumsi bahwa orang Kristen dianggap sesat karena musyrik /bahkan dianggap "kafir" !
Sehingga timbul arogansi pribadi  "Akulah yang paling benar".

Karena pembaca Al Quran keliru sehingga beranggapan Kristen (pengikut Kristus) sesat,  maka hal itu dapat menimbulkan efek benci terhadap nama Yesus Kristus tanpa alasan dengan demikian yang bersangkutan bisa disebut "anti Kristus". Akibatnya yang bersangkutan sampai ajal pun enggan untuk mencari tahu siapakah sosok “Yesus Kristus” di Injil  yang sesungguhnya setelah Dia kembali ke Sorga?

Oleh karena itu hampir semua orang Islam yang anti terhadap Yesus Kristus, mereka suka bahkan berani menghujat Yesus, tetapi tidak suka menghujat Isa, hal itu membuktikan bahwa Yesus dan Isa berbeda! 

 

Ket: Dalam Al Kitab 1Yahya.4:3 bahasa Indonesia cetakan tahun 1961, bahwa "roh anti Kristus" disebut "roh si Dadjal"

Kekeliruan tersebut membuat para pembaca Al Quran  tidak akan tahuSiapa yang sesungguhnya disebut sosok "Manusia Illahi"?, yang sudah disimpulkan di Q.114:3 yaitu "Illahin naas".

Sehingga pembaca tanpa sadar mengabaikan makna dari Al Quran (tersirat di Q.36:69yang merupakan "pelajaran" supaya pembaca tahu siapa Tuhanmu dan siapa Allah (tersirat di Q.7:206), serta mengabaikan "peringatan akan penyesalan" bagi mereka yang semasa hidupnya telah menyangkal Tuhan yang pernah berjanji akan membangkitkannya dihari kiamat ! (tersirat di Q.36:52). 


Ketidaktahuan tersebut yang terjadi dalam pikiran 
orang Mu'min / Islam akan menimbulkan kekeliruan dan kesulitan untuk memahami isi dari Injil Kristus !

Contoh: "Sabda Yesus" di Matius 10:32 ; Setiap orang yang mengakui Aku   di depan manusia, Aku  juga  akan  mengakuinya di depan BapaKu yang  di sorga.


Matius 10:33 ; Tetapi  barangsiapa  menyangkal  Aku  di  depan  manusia,  Aku  juga  akan  menyangkalnya di depan BapaKu yang di sorga”.


"Sabda Yesus" pada ayat diatas menggambarkan bahwa Dia bagaikan seorang saksi di dalam persidangan besar di hari kiamat nanti,  akan memberikan kesaksian di depan Allah terhadap setiap pribadi manusia yang  "mengakui atau menyangkal" diriNya sewaktu hidup di dunia.

Dengan demikian jelas dihari penghakiman nanti Yesus sebagai "pembela" bagi setiap pribadi manusia yang tidak menyangkalNya

 

Oleh karena itu Al Quran surat AN NISAA’ ayat 159, menegaskan kembali bahwa sosok anak Maryam (bernama Isa) akan menjadi “ saksi” di hari kiamat !

Jadi penegasan nabi Isa akan menjadi saksi yang tertulis di surat 4. AN NISAA  ayat 159 merupakan kesimpulan  dari "sabda Yesus" yang tertulis di Injil Matius 10:32-33, hal ini yang tidak diketahui oleh pembaca Al Quran karena tidak membaca Injil dengan hati yang tulus.


Karena ketidaktahuan tentang "siapa Isa" yang sesungguhnya, maka dapat berakibat fatal bagi hubungan sesama manusia di dunia ini serta terhadap 
"pribadi" setiap orang yang hanya membaca Al Quran saja bahkan yang bersangkutan tanpa sadar bisa  menyangkal / tidak percaya bahwa “Allah Maha Adil !”

Coba perhatikan ayat dibawah ini:

 

Q.69:50

Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar  menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat).

 

Jadi:

Siapakah “orang-orang kafir” yang akan menyesali Al Quran di akhirat ?

 

Jawabannya:

Karena “Allah Maha Adil” : Maka tidaklah mungkin Al Quran diturunkan  akan disesali oleh orang-orang yang bukan pemegangnya.

 

Jadi jelas, nanti orang-orang yang menyesali Al Quran hanya para pembacanya saja, hal itu memang sudah tersirat di Q.5:68 kalimat terakhir bahwa "kekafiran" bertambah-tambah, hal itu disebabkan   karena dari generasi - kegenerasi para pembacanya tidak mau mencari tahu "yang hak !"

 

Oleh karena itu kita sangat keliru jika berpendapat bahwa nanti di akhirat yang menyesali Al Quran adalah orang-orang diluar Islam!

Sampai saat ini semua orang Mu'min / Islam  para pembaca  Al Quran sangat meyakini bahwa Allah Maha Adil”.
Tetapi kenyataannya hampir semua belum memahami siapa yang di katakan “kafir” di akhirat nanti seperti yang sudah tertulis dalam ayat Al Quran di Q.69:50, akibatnya segala ayat-ayat yang bermakna perintah “untuk membunuh orang kafir” sangat riskan bagi pembacanya bahkan bisa menjadi boomerang bagi yang bersangkutan.

 

Dengan demikian tidak heran atas kekeliruan tersebut dapat membuat ayat Al Quran  yang  bernada perintah:

“untuk membunuh orang kafir” ditelan mentah-mentah tanpa disadarinya sehingga mereka bersemangat untuk menjalankan perintah tersebut,  kemudian terjadilah eksekusi” diri sendiri (bom bunuh diri) yang artinya target utama dirinya sendiri yang paling pertama dibunuhnya !

Itulah bukti bahwa "dirinya'lah yang kafir" karena pasti terbunuh lebih dahulu,  sedangkan efek dari ledakkan tersebut baru akan membunuh atau melukai orang lain.

 

Itulah sebabnya mengapa sampai hari ini peristiwa "Bom bunuh diri di tempat umum” mayoritas para pelakunya dari kaum "yang mempelajari Al Quran" ? 
 Hal itu akibat mereka tidak memahami

"siapa yang disebut kafirsehingga mereka berpendapat 
"akulah yang paling benar".
Karena mereka dasarnya sudah keliru sehingga mudah tergiur  untuk "mati syahid", serta terlena akan imbalan sorga dengan para bidadari,
maka ayat Al Quran yang bernada perintah:
“bunuhlah orang kafir" 
menjadi boomerang bagi mereka yang melaksanakannya.

Ironisnya mayoritas pelaku “Bom bunuh diri” tidak percaya Injil Kristus,  maka dipastikan “kafir” terhadap anak Maria yang bernama Yesus Kristus.


Jadi, pribadi / kelompok apapun yang melakukan ajaran “Bom bunuh diri” dengan alasan perintah dari Al Quran, mereka adalah “para jihadis keliru”,  sebab tidak ada satu pun ayat  Al Quran yang membenarkan tindakan bunuh diri !
Setelah bunuh diri maka "ajal menjemputnya" dengan demikian di akhirat  Al Quran  menjadi penyesalan bagi yang bersangkutan, karena semasa hidupnya  Al Quran hanya dilafalkan saja, tidak dipelajari arti dari makna ayat-ayatnya dengan teliti dan tidak dilandasi pikiran yang positif serta tidak kembali pada fitrahnya disaat mengkaji. (tersirat di Q.69:50). 


Mengapa ayat-ayat  Al Quran yang "bernada perintah" untuk memerangi orang kafir  dengan mudah dianggap benar ?

Hal itu disebabkan ayat-ayat tersebut mengandung misteri ghaib,  sehingga rentan terhadap gangguan dari kuasa kegelapan / syaitan yang  mempengaruhi otak pikiran dan tindakan setiap orang yang mengkajinya.

Keadaan tersebut akan "melumpuhkan akal sehat" yang bersangkutan tanpa pandang bulu sekalipun mereka berpendidikan tinggi.

Biasanya orang-orang tersebut merupakan penganut dari kelompok "Ideologi Salah Lumpuhkan Akal Manusia". Dimana Ideologi tersebut timbul dari hasil pengkajian Al Quran yang disesatkan oleh syaitan yang jahat, dengan cara dipengaruhi dalam pikirannya bahwa Isa hanyalah manusia biasa, sehingga yang bersangkutan memfitnah / menolak sosok Yesus Kristus  sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia. 


Oleh sebab itu pengaruh tersebut tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia karena menghasilkan
"Ideologi yang salah / Radikalisme",  yaitu bertujuan membinasakan  manusia ciptaan / milik Allah!

Hal itu terbukti dengan tindakan yang sangat kejam yaitu membunuh dirinya sendiri dan orang lain dengan cara apapun juga yang bisa dilakukan oleh yang bersangkutan !

 

Ironisnya setiap pribadi manusia yang sudah terpapar akut "Idiologi sesat / Radikalisme" tersebut, biasanya mereka berkelakuan santun sehingga bagaikan "musang berbulu domba", hal itu bertujuan agar niat jahatnya terlaksana dengan mulus tanpa rintangan, yaitu melakukan bunuh diri tidak untuk dirinya saja tetapi mengikutsertakan orang lain yang tidak bersalah  dijadikan korban sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu paham radikalisme tersebut sangat berbahaya jika terpapar pada orang-orang yang memegang kendali alat transportasi umum.


Jadi kalau semakin banyak orang di dunia ini terpengaruh paham radikal, maka akan berakibat semua umat Islam awam dan Kristen / umat manusia lenyap dari bumi ini, sebab mereka menjadi korban atas cara "tindakan bunuh diri" tersebut, hal itulah yang dikehendaki syaitan / Iblis!

Ket: Ironisnya hampir semua orang "Islam awam" tanpa disadari pro terhadap radikalisme.

Oleh karena itu kalau mau membaca Al Quran ada rambu-rambu peringatan agar berhati-hati dari gangguan syaitan yang terkutuk, tersirat di Q.16:98.

 

 

Q.16:98, Fa-idzaa qara'tal-qur-aana fasta'idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim

      

Q.16:98, Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

 

 

Jadi jelas syaitan adalah musuh utama yang selalu hadir untuk mengganggu orang Mu’min / Islam padasaat membaca Al Quran !

Hal inilah yang diremehkan oleh pembaca Al Quran !
(tersirat di Q.25:30)


Karena peringatan di Q.16:98 tidak dipahami, maka banyak orang yang keliru setelah mendalami Al Quran, sehingga beranggapan bahwa: "pemikiran dan tindakan radikalnya" merupakan perintah dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang !


Jadi apa yang diyakini oleh setiap pribadi dalam kelompok radikal /teroris biasanya bersifat kejam, karena tanpa mereka sadari bahwa hal itu akibat pengaruh kekuatan "ghaib jahat / syaitan" yang bertentangan dengan "Allah Yang Maha Pengasih".

Karena pikirannya sudah dikuasai oleh kekuatan ghaib jahat maka pribadi yang bersangkutan enggan untuk kembali bertaubat, bahkan akan sulit  untuk menjalani proses "deradikalisasi", kecuali hanya kesadaran / kemauan dari pribadi yang bersangkutan yaitu dengan jalan ber-doa meminta kepada Tuhan untuk membebaskan diri dari pengaruh kuasa syaitan, hal itu sudah diingatkan dalam Firman  Allah swt, tersirat di Q.16:99.

 

 

 

Q.16:99, Sesungguhnya syaitan tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.

 

 

Jadi ayat Q.16:98-99 membuktikan bahwa "pribadi pembaca" AlQuran  dasarnya belum beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya yang berkuasa atas syaitan yang jahat !

Hal itu akan berakibat rentan dari gangguan syaitan, maka pembaca Al Quran mudah menjadi sesat dalam penafsiran sehingga timbul Ideologi yang salah / Radikalisme !

 

Hal yang membuat pembaca Al Quran belum percaya kepada Tuhannya,  karena tanpa disadari oleh hampir semua orang Mu'min / Islam bahwa pikirannya sudah terkunci dengan pemahaman secara harfiah yaitu kalimat yang berbunyi:

“Tidak ada Tuhan selain Allah”, sehingga makna hakiki yang tertulis dalam Al Quran   yaitu  siapa  "Dia"  yang bestatus  Tuhan ?  tidak dipahaminya.
Maka berakibat hampir semua umat Mu’min / Islam tidak tahu dan tidak akan mau tahu lagi bahkan menolak  siapa yang dimaksud “Tuhannya” yang dikatakan Allah dalam FirmanNya di Q.16:99, Q.7:206 dan  di ayat-ayat lainnya.

 

Jadi tidak mengherankan karena Allah Maha Tahu, maka di dalam surat 5 AL MAAIDAH : 68 sudah diingatkan kepada rasul Muhammad (kalimat terakhir) bahwa apa yang diturunkan kepadanya akan menambah kekafiran ! Keadaan tersebut terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia sampai saat ini  dari generasi ke generasi !

 

Hal itu disebabkan pada kalimat sebelumnya dalam ayat tersebut sudah dihimbau untuk membaca Injil, tetapi dengan pengaruh issue yang tidak jelas tanpa ada bukti yang sah  (“katanya Injil sekarang sudah tidak asli !”) maka semua umat Mu’min tidak mau membaca Injil, jadi semua umat Muslim / Islam tidak akan tahu karena tidak mau mencari tahu tentang yang “Hak” terhadap nama siapa yang berhak atas wewenang Allah dan kisah nyata yang sebenarnya ?

 

Itulah sebabnya Al Quran surat 5 ayat 68 pada kalimat terakhir Allah menghimbau supaya rasul Muhammad jangan bersedih hati kepada orang-orang awam dizaman itu dan sampai saat ini yang "menjadi kafir kepada Yesus Kristus"  setelah "mereka” membaca Al Quran dengan tidak teliti !


(Ingat! Semua umat Islam dan Kristen percaya kepada Allah (Sang Haliq), jadi orang disebut "kafir" bukan kepada Allah! Tetapi kepada Tuhannya).

Oleh karena itu kalau orang Kristen disebut kafir kepada siapa???

Sebab mereka percaya Allah dan juga percaya kepada "Yesus Kristus Tuhannya".
Dengan demikian jelas  "sebutan kafir"  yaitu untuk pribadi setiap orang yang tidak percaya / menyangkal kepada "Tuhannya".


Jadi tidak heran kalau "mualaf" bertambah-tambah dari generasi kegenerasi, sebab orang-orang Kristen sekarang ini yang sudah percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhannya, kemudian setelah mereka  membaca Al Quran karena tidak teliti sehingga lupa membedakan "nama yang hak", akibatnya mereka bingung sehingga ikut terobsesi bahwa nama "Yesus" sama dengan nama "Isa". Dengan demikian yang bersangkutan keliru (karena terpaku dari sisi kemanusiaannya saja / "Nabi Isa a.s"). Akibatnya fatal bagi meraka karena bisa menyangkal / mengingkari Tuhannya yaitu Yesus Kristus yang sudah lama diyakininya. 

Dengan demikian jelas bahwa merekalah yang disebut “Mualaf” sebagai orang-orang "durhaka" karena mengingkari / menyangkal Tuhannya.
(Hal itu seperti kisah legenda dari Sumatra Barat yaitu:  "anak durhaka  Malin Kundang" menyangkal ibunya)

 

 

Jadi jelas mereka yang meninggalkan Iman Kristen bukan dikatagorikan sebagai "domba yang hilang", melainkan lebih layak disebut "domba yang kabur" !

Karena orang kabur tahu jalan pulang !



Itulah bukti kebenaran Al Quran surat.5.AL MAAIDAH:68 sudah memprediksikan bahwa kedurhakaan dan kekafiran akan bertambah-tambah, hal itu terus bermunculan dari  "mereka"  yang asal baca /tidak teliti

(terhadap ayat mutasyaabihaat) dari masa ke masa.

Jadi kebenaran yang sudah tersirat  di  Q.5:68  tentang makin banyaknya para "manusia durhaka"  ("Mualaf" yang mengingkari Tuhannya")  
setelah Al Quran beredar, hal itu tidak terbantahkan lagi.

Sebab jelas karena  Allah "Maha Adil", maka tidak mungkin orang-orang yang bukan pemegangnya atau mereka yang tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi durhaka atau kafir.

 

 

KesimpulanDiawal Al Quran diturunkan kepada rasul Muhammad kemudian tersebar di jazirah arab, maka disaat itu yang membacanya kebanyakan mereka kaum Yahudi dan nasrani karena pengikut rasul Muhammad saat itu belum sebanyak jumlah mereka. 
Maka dengan seiring berjalannya waktu, oleh karena itu kedurhakaan dan kekafiran bertambah tambah  ("kebanyakan dari mereka” Yahudi, Nasrani dan orang-orang awam / netral) setelah membaca Al QuranSehingga rasul Muhammad-pun bersedih hati terhadap orang-orang yang menjadi kafir itu.
Jadi dizaman itu, orang-orang pemegang Injil saja (orang Nasrani)  bisa terpengaruh ayat-ayat  Mutasyaabihaat  di Al Quran, sehingga bisa  menjadi kafir kepada Yesus Kristus anak Maria (yang terlebih dahulu sudah tertulis di Injil), apalagi orang-orang awam?
Tersirat di Q.5:68.

 

 

Q.5:68

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat dan Injil yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

 

 

Ingat ! “Allah Maha Adil”, maka tidaklah mungkin Al Quran  diturunkan membuat orang-orang (diluar Islam) yang tidak membaca Al Quran menjadi “durhaka maupun kafir”.


Inilah bukti kebenaran isi yang tersirat dari salah satu ayat 
Al Quran (Q.5:68yang kenyataannya tidak dapat disangkal lagi, bahwa dari generasi ke generasi dahulu sampai hari ini, hampir semua orang Mu'min / Islam pembaca Al Quran tidak mau percaya / kafir  kepada putra Maryam yang sesungguhnya yaitu  Yesus Kristus  yang telah diberikan kuasa oleh Allah atas Sorga dan Bumi !  Hal itu disebabkan karena terobsesi oleh sosok "nabi Isa"  dalam  Al Quran, dimana "nabi Isa" hanya gambaran sosok manusia biasa yang suci !

 

Ingat! Kalau mengacu dari isi ayat di Q.5:68maka semua orang yaitu "Ahli kitab"  serta "orang awam" yang mengaku beragama haruslah menegakkan ajaran yang tertulis di Injil, karena di dalamnya terdapat ajaran dari Yesus Kristus tentang Kasih terhadap sesama.

Dengan demikian menurut ayat tersebut bahwa Kitab Injil untuk semua orang !

Kalau Injil sekarang diisukan palsu sehingga hampir semua orang Mu’min menolak / meremehkannya, berarti semua  orang Mu'min   di dunia ini tidak dipandang beragama sedikitpun !

 

Jadi akar permasalahannya yaitu semua pembaca Al Quran “tidak tahu bedanya” siapa “Yesus Kristus” di Injil dan siapa “Isa” di AlQuran, sehingga jika diperhatikan sekarang sulit untuk mempersatukan sudut pandang umat manusia di dunia karena: Timbul pembicaraan gambaran  tokoh yang menyinggung tentang Injil  dengan dua (2) nama yang berbeda !

Jadi pada "hakekatnya" nama Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan Isa !
Karena nama Yesus merupakan nama asli yang sudah ditetapkan Allah sebelum Dia hadir ke dunia (Lukas 1:31), oleh karena itu di dalam Injil Kristus  tidak lazim  menggunakan nama Isa!
Tetapi nama Isa boleh saja disamakan dengan Yesus, karena di dalam Al Quran bahwa nama Isa menyinggung tentang Injil.
Ditegaskan di Q5.46 >> ....... Isa dengan Injilnya...  .
Jadi nama Isa di Al Quran hanya gambaran kemanusiaannya saja  dari Yesus.

Ingat, di dalam dunia ini hanya ada satu Injil yaitu: "Injil Kristus"
jadi tidak ada yang disebut "Injil Isa", apalagi "Injil Barnabas"!

 

Kesimpulan:

Al Quran secara tersamar membenarkan bahwa dimasa lalu  pernah hadir ke dunia sosok Anak manusia yang terjadi bukan dari hasil pembuahan (peranakan) manusia seperti yang sudah tertulis di dalam kitab Injil.  Dimana ditegaskan bahwa Manusia tersebut  bukanlah sosok  nabi pada umumnya seperti jasadnya tidak ada lagi di dunia tetapi kembali ke sorga.

Disinilah kita harus pahami, di Al Quran sosok nabi tersebut tidak ditulis dengan nama Yesus Kristus seperti sudah tertulis di kitab terdahulu (Injil) melainkan dengan nama Isa Al Masih.

 

Jadi kita harus tahu sebutan yang "HAK" terhadap nama Yesus Kristus:

Tidak ada yang menyebut  nabi Yesus  tetapi  nabi Isa !

Tidak ada yang menyebut  Tuhan Isa  tetapi  Tuhan Yesus !

 

Oleh karena itu perlu ditegaskan bahwa:

Allah adalah "ROH".

Maka bunyi dari sebuah nama adalah "kunci" kehadiran roh yang disapa.

 

 Jadi: Yesus Kristus yang sudah disorga bukanlah Isa di Al Quran!

 Jadi orang  Mu'min / Islam  menyangkal ketuhanan Yesus Kristus karena terobsesi dengan "nama Isa" seorang putra Maryam yang hanya cerita dari sifat kemanusiaan saja.

 Dan bagi orang Mu'min yang sudah membaca Injilpun sulit untuk memahami mengapa Yesus disebut Tuhan.

Hal itupun disebabkan yang bersangkutan terpaku dengan kisah Yesus yang menggambarkan bahwa Dia melakukan aktivitas manusia pada umumnya seperti: makan, minum, memberikan pengajaran, berdoa.

Gambaran aktivitas manusia dari anak Maria itulah yang mengganjal pikiran setiap orang Islam yang membaca Injil.

Oleh karena itu Al Quran menegaskan supaya manusia gak usah memusingkan hal itu, maka dengan ayat di Q.19:17 menegaskan bahwa anak Maryam adalah jelmaan dari Roh Allah sendiri.

Maksud dari ayat tersebut supaya pembaca berpikir, bahwa walaupun keberadaan Dia dahulu waktu di dunia sebagai manusia, hal itu tidak perlu diragukan lagi kuasanya, sebab Dia adalah Manusia Illahi !

 

 Karena umat Islam tidak bisa membedakan yang hakiki  antara Isa dan Yesus, maka mereka sulit untuk memahami paham Kristen !

 Dengan demikian tidak heran kalau semua umat Islam percaya siksa kubur setelah ajal menjemputnya, sebab mereka tidak mengenal sosok Yesus Kristus sebagai juru selamatnya.

Hal itu disebabkan di dalam Al Quran tidak ada nama Yesus Kristus !

(Jadi membaca Injil atau mendengar pemberitaan Injil sangat penting!)

 

Oleh karena itu semua umat Islam tidak akan memahami sabda yang pernah dikatakan rasul Muhammad yaitu di Hadits Shahih Bukhari 1557:

….Tiada tinggal dalam neraka kecuali mereka yang dipenjarakan Quran dan mesti kekal di dalamnya.

 

Mengapa rasul Muhammad mengatakan seperti itu ?

Jawabnya: Sabda beliau suatu peringatan bagi umatnya yang tidak mau membaca Injil  karena Al Quran akan memenjarakan pikiran umatnya, sehingga "membahayakan" keadaan umatnya setelah ajal menjemput mereka, hal itu disebabkan karena menyangkal sosok “Yesus”/ Tuhan  yang akan membangkitkan mereka. 

 

Penyangkalan itulah yang akan membuat umatnya "celaka"  dihari berbangkit  karena  tertinggal dalam siksa kubur selamanya / neraka ! Tersirat di surat YAA SIIN (Q.36;52).

 

 

 

Q.36. YAA SIIN : 52 ;  Mereka  berkata: “Aduhai  celakalah  kami!  Siapakah  yang membangkitkan kami dari  tempat tidur  kami  (kubur)?”  Inilah  yang  dijanjikan

(Tuhan)  Yang  Maha  pemurah  dan   benarlah  Rasul-rasul(Nya).

                                                      

 

Makna ayat tersebut menggambarkan penyesalan orang Mu'min  yang berada  di "liang lahat" padasaat hari berbangkit, karena tidak beriman kepada Tuhannya. Dimana semasa hidupnya sudah pernah "mendengar berita Injil" bahwa yang telah berjanji dihari berbangkit adalah Tuhan Yesus, dan mereka juga tahu ada rasul lain selain  "rasul Muhammad"  yang pernah menjelaskan hal itu, yaitu  "rasul Paulus"  yang terlebih dahulu menjelaskan tentang keadaan orang-orang pada hari berbangkit.
Tertulis di 
1 Tesalonika 4:16. 


Tetapi karena terpola dalam pikirannya bahwa anak Maryam 
bernama Isa adalah manusia biasa, maka mereka salah paham sehingga tidak mau percaya walaupun sudah mendengar berita Injil: bahwa sosok dengan nama Yesus Kristus adalah "Tuhan dan juruselamat manusia",  karena Dia yang berkuasa membangkitkan manusia dari alam kubur untuk mengantarkannya kehadapan Allah di sorga!

 

Jadi jika menolak Yesus Kristus maka tidak ikut dibangkitkan untuk dikumpulkan di "Padang Mahsyar", dengan demikian segala perbuatan "amal salehnya" dihadapan Allah menjadi sia-sia sehingga tergambar bagaikan debu berterbangan.

 

Tersirat di surat.25 AL FURQAAN :23, yaitu;
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

 

(Makna Q.36 : 52 dan Q.25 : 23, tersamar membenarkan ayat di Titus 3 : 4, 5 & 6).


Oleh karena itu kita selalu membacakan 
surat YAA SIIN  pada saat ada kerabat yang meninggal dunia, hal itu supaya makna ayat tersebut disadari bagi yang masih hidup.

 

Jadi ayat Al Quran (Q.36:52) yang menyatakan orang-orang Mu’min celaka dihari kiamat, hal itu hanya merupakan peringatan saja supaya selagi masih hidup di dunia kitab Al Quran harus dipelajari dengan cara dikaji, jadi bukan sekedar dilafalkan saja tanpa dimengerti agar dihari kiamat nanti tidak termasuk orang-orang yang merugi.

(Q.36:52 dan Q.25:23 tersirat: Amal yang  sia-sia bagi orang tidak percaya "juruselamat" dan ayat tersebut tersamar membenarkan jika  hidup berbuat kasih serta sampai mati tetap  percaya Yesus, maka mati-pun tidak sia-sia karena kelak  akan dibangkitkan untuk menuai keuntungan/  AlKitab di FILIPI 1:21)

 

Kesimpulan: Bahwa amal ibadah tidak bisa "membawanya" orang ke sorga, karena amal ibadah hanya merupakan "nilai pahala" bagi setiap orang setelah "sampai" di pintu sorga.

Dengan demikian jelas bahwa rasul Paulus dan rasul Muhammad masing-masing  mempunyai tujuan memperingatkan umat manusia dizamannya  seperti yang tertulis dalam kitabnya masing-masing, yaitu memberikan  gambaran keadaan nasib umat manusia pada saat hari berbangkit nanti.

Dimana rasul Paulus terlebih dahulu memperingatkan umat manusia yang sudah percaya Yesus sebagai juruselamatnya dan menyebutNya “Tuhan Tuhan” yang telah membawanya ke hadapan Allah di sorga, tetapi selagi hidup di dunia tidak melakukan kehendak Allah Bapa disorga ( tersirat di Injil Matius 7 : 21) sehingga yang bersangkutan sia-sia kehadirannya di hadapan Allah  karena tidak ada perbuatan kasih / amal yang mereka kerjakan sebagai nilai pahala untuk masuk mendapatkan tempat di Sorga.

Oleh karena itu rasul Paulus mengatakan: Iman tanpa perbuatan mati !

Begitu pula 600 tahun kemudian rasul Muhammad memperingatkan umatnya (tersirat di surat 36. YAA SIIN :51-52) padasaat hari berbangkit umatnya (orang mu’min) tidak dapat hadir dihadapan Allah,  karena tidak ikut dibangkitkan oleh Tuhan yang telah berjanji, sehingga amal  yang sudah mereka kerjakan selagi hidup di dunia  akan sia-sia dihadapan Allah  bagaikan debu berterbangan (Q.25:23).

 

Kesimpulan:

Jadi semua agama menawarkan sorga bagi umatnya, tetapi yang perlu diketahui dan disadari bahwa:  Orang Kristen walaupun sudah percaya Yesus tetapi tidak mengerjakan amal, maka akan sia-sia, begitu pula bagi orang Yahudi dan orang Mu'min / Islam yang sudah mengerjakan amal tetapi tidak percaya / menyangkal Yesus sebagai Tuhan (yang telah berjanji akan membangkitkannya) maka akan sia-sia juga dihari berbangkit nanti !

Oleh karena itu tujuan ayat-ayat peringatan dalam kitab masing-masing supaya umat manusia jangan mudah terlena oleh kebenaran yang sudah diyakininya.
Karena penilaian kebenaran / akhlak baik manusia hanya di hadapan Allah, oleh karena itu perlu "Sosok yang diberi kuasa untuk membawanya" ke hadapan Allah.

   
Dengan demikian jelas berdasarkan apa yang tersirat di Al Quran  surat 36 YAA SIIN :52 dan Injil Matius 7 :21 , dimana masing-masing ayat tersebut bermakna sebuah peringatan yang harus dipahami. Bahwa tanpa percaya kepada "Tuhan" Yesus dan tanpa melakukan perbuatan "amal", maka tidak akan bisa masuk kedalam Sorga.
Jadi keduanya Mutlak yaitu harus percaya "Tuhan Yesus" dengan disertai berbuat "Amal".

Karena manusia hidup di dunia nyata dan Sorga di alam bathin,
 maka antara percaya Yesus Kristus dan perbuatan amal, "ibarat dua tiket" yang harus kita miliki yaituTiket Transpotasi yang "membawa" ke area Sorga dan tiket "masuk" ke Sorga.

Jadi syarat untuk sampai dan kemudian masuk ke dalam Sorga itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. 


Oleh karena itu supaya amal yang kita kerjakan tidak sia-sia karena tidak dapat datang ke hadapan Allah dihari kiamat, maka kita harus mencari tahu siapa yang dikatakan Allah dalam ayat-ayat Al Quran dengan sebutan: "Dia yang berstatus Tuhan yang berkuasa dihari berbangkit" ?

Jawabnya: Tersirat di Injil Yohanes 6:39. yaitu; Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supayaKu bangkitkan pada akhir zaman.

(itulah janjiNya waktu masih berwujud manusia dan sekarang yang disebut "Tuhan" Yesus) dan tergambar di Al Quran surat 36:52. (Quran cetakan dept Agama RI 1982)


Tersirat di Injil Yohanes  14:6. yaitu;
 Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak  ada  seorangpun  yang  datang  kepada  Bapa, kalau tidak  melalui  Aku. (itulah janjiNya waktu masih berwujud manusia) dan tergambar di Al Quran surat 43:61. (Quran cetakan dept Agama RI 1982)

Dengan demikian jelas bahwa Yesus Kristus sebagai perantara hubungan manusia kepada Allah, pada saat hari berbangkit  Dia yang akan membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya,  sehingga Dia’lah yang disebut sebagai  “jembatan keselamatan”.


Maka dari itu semua orang Mu’min 
harus tahu yang "hak" terhadap nama Yesus dan Isa, sehingga secara pribadi dapat menentukan sikap mau percaya atau tidak kepada yang "bernama"  Yesus Kristus Sang juruselamat yang tergambar manusia “Isa” di Al Quran.
Dimana sosok 
Dia adalah ciptaan Allah langsung melalui rahim Maryam (tanpa air mani / tidak terjadi dari proses "diperanakan") dengan tujuan untuk menghadirkan kembali sosok seorang  “Manusia Suci”, karena semua orang di dunia ini dari mulai nabi  Adam pasti telah berbuat dosa !

Oleh karena itu keberadaan ayat Al Quran di Q.53:38  bertujuan supaya semua orang mengerti bahwa:  hanya seorang  manusia suci  saja yang pernah ada hidup di dunia ini yang dapat / akan memikul dosa manusia lainnya.

 

 

Q.53:38 ;  bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain ………..

 

 

Karena dari awal dunia diciptakan bahwa semua orang telah berdosa.
Jadi  ayat di Q.53:38 menimbulkan suatu pertanyaan?
Bagaimana kalau di dunia ini pernah hidup "seorang yang tidak berdosa"?

Jadi Q.53:38 secara tersamar membenarkan pengakuan Yesus di Markus 2:10.

 

Markus 2:10 ; Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di  dunia ini Anak  Manusia  berkuasa  mengampuni  dosa” -- berkatalah  Ia  kepada orang lumpuh itu.


Itulah sebabnya tujuan Allah menciptakan kembali sosok 
"seorang yang tidak berdosa" yaitu Yesus Kristus tanpa bapa duniawi seperti penciptaan Adam manusia pertama, dengan tujuan akan memikul dosa setiap orang yang percaya kepadaNya.

Jadi Yesus Kristus tidak ada gunanya bagi anda yang tidak pernah berbuat dosa !

Oleh karena itu Al Quran surat 56:62  bertujuan memberikan peringatan kepada semua orang di dunia, bahwa begitu pentingnya Allah menciptakan sosok "seorang yang tidak berdosa" (tergambar Isa dikisahkan sebagai anak Maryam di Al Quran / surat.19:19 "manusia suci") yang merupakan penciptaan kedua kalinya setelah penciptaan pertama manusia Adam tanpa bapa duniawi.

 

 

 

Q.56:62 ; Dan sesungguhnya  kamu  telah  mengetahui  penciptaan  yang pertama, maka mengapa  kamu  tidak  mengambil  pelajaran untuk penciptaan yang kedua?

 

 

Itulah kebenaran Islam berdasarkan AlQuran dan Hadits, dimana semua umat Islam akan mengalami siksa kubur selamanya / neraka  (tertulis di Q.19:71 dan di Hadits Shahih Bukhari no:1557).

Hal itu dikarenakan menolak “manusia suci" yang merupakan penciptaan kedua setelah manusia Adam yaitu sosok "Yesus Kristus", Dia ada di dunia tetapi Dia bukan berasal dari dunia ini, maka Dia dikenal dengan sebutan "Ilaahin naas / Manusia Illahi", yaitu manusia tanpa dosa yang telah disediakan Allah sebagai juru selamat manusia yang mau percaya kepadaNya!

Oleh karena itu penciptaan Yesus merupakan "rahmat dari Allah" supaya manusia dapat "sampai" ke sorga, hal itu secara tersamar ditegaskan di Al Quran (Q.19:21) bahwa penciptaan Isa dimasa lalu sebagai "rahmat dari kami" untuk manusia.
Itulah bukti begitu besar kasih Allah kepada manusia agar terselamatkan!

Itulah sebabnya semua orang Mu’min / Islam percaya bahwa masuk sorga karena “Rahmat Allah”, ironisnya makna hakiki dari "rahmat" itu yang tidak dipahami !
Hal itu tersirat di Q.43:15 ; manusia pengingkar yang nyata terhadap rahmat Allah.

 Jadi keyakinan “siksa kubur” bagi umat Islam adalah suatu kekeliruan sebab hal itu bukanlah sebuah vonis, tetapi hanya merupakan gambaran tempat yang mengerikan di akhirat bagi orang yang selama hidupnya menyangkal Yesus Kristus Sang juru selamat !

Oleh karena hampir semua umat Islam tidak percaya Yesus Kristus sebagai juru selamatnya maka siksa kubur bisa menjadi kenyataan, walaupun hal itu bertentangan dengan sifat Allah "Yang Maha Penyayang", dimana Allah tidak menghendaki umatNya berada di tempat terkutuk  / “siksa kubur”, oleh karena itu Allah menyarankan umatNya agar  berdo’a meminta kepada "Tuhannya" untuk tempat yang diberkati seperti tersirat di Q.23:29

 

 

Q.23:29; Dan berdo’alah: Ya  Tuhanku, tempatkanlah  aku  pada  tempat  yang  diberkati,  dan  Engkau  adalah   sebaik-baik  Yang  memberi  tempat.”

 

                                           

 Ayat diatas bermakna supaya pembaca berpikir siapa Tuhan yang  menyediakan tempat di sorga ?

Karena tidak membaca Injil Kristus dengan benar, maka makna siapa "Tuhanku" yang tertulis dalam ayat Q23:29 tidak dipahami oleh semua orang Mu’min/Islam, dimana saat Yesus Kristus sebelum diangkat ke sorga, Dia pernah berjanji  menyediakan tempat bagi semua orang yang percaya kepadaNya  (Yohanes 14:2).

                                                                               

Yohanes 14:2. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku  pergi  ke  situ  untuk menyediakan tempat bagimu.

Jadi jelas  sekarang  Yesus Kristus  berada di sorga untuk menyediakan tempat bagi siapapun yang menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya !

Jadi pemahaman yang timbul dalam diri pribadi umat Islam seperti tanpa ada pengharapan terhindar dari  “siksa kubur”, akibat pengajaran keliru yang diberikan oleh para pemimpin dan pembesarnya / Ulama / Ustadz.

Hal itu disebabkan para pemimpinnya membaca Injil Kristus hanya untuk mencari kesalahan terhadap Quran, dan mereka melarang para umatnya membaca Injil Kristus dan buku-buku tentang Yesus sehingga tidak mengenal "Sang juruselamat" itu !

Oleh karena itu dihari "Azab" nanti para pemimpin / pembesar tersebut diminta pertanggung jawaban oleh umatnya atas pengajaran yang keliru !

 

Hal itu sudah tersirat di Q.33:67-68.

 

Q.33:67; Dan mereka berkata:  Ya  Tuhan  kami, sesungguhnya  kami  telah  menta’ati  pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

 

68; Ya  Tuhan  kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.

 

 Jadi ayat  "AL QURAN", Q.33:67-68 >  bermakna “sebuah peringatan” untuk setiap pribadi pemimpin / ulama, karena semua umat Mu’min / Islam patuh kepada para pemimpin apapun yang diucapkannya, sehingga pribadi para pemimpin tersebut harus mempertanggung jawabkan umatnya dihadapan Tuhan !

Kesimpulan: Umat salah atau benar, akibat dari pengajaran para pemimpinnya !

 

http://siapaisa.blogspot.com/

 Mengapa kita harus mengetahui yang hak untuk  sebutan status dari masing-masing nama “Isa dan Yesus” ?

Sebab jika kita tidak memahaminya maka kita akan sulit untuk membuktikan bahwa Al Quran bertujuan mendukung kebenaran Injil (Q.12:111).

 

Q.12:111 ; Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang  mempunyai akalAl Quran  itu  bukanlah  cerita  yang  dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatudan  sebagai  petunjuk  dan  rahmat  bagi  kaum  yang  beriman.

 

 

 Ayat diatas tersirat bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya / Injil (Ingat jangan salah persepsi, yaitu: “membenarkan” bukan  berarti memperbaiki, beda artinya !).

 

Jadi kalau kita tidak memahami status dari masing-masing nama tersebut, maka ayat ayat Al Quran yang menyinggung tentang tokoh Injil   (“Isa Al Masih”) akan sangat bertentangan dengan Injil Kristus, bahkan pembacanya akan menyangkal  “Yesus Kristus” dan bisa keliru dengan beranggapan orang Kristen “sesat” !

 

Contoh: ayat di Q.5. Al MAA-IDAH :72 ; Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya  Allah  ialah  Al Masih  putera Maryam, ….  .

 

Ayat diatas menjelaskan secara tersamar dan mengingatkan para pembaca kitab Al Quran berikut membaca Injilbahwa nama Al Masih putera Maryam adalah gambaran / figur  pembawa Injil yang hanya manusia biasa sajaayat tersebut membenarkan bahwa Injil adalah perkataan Yesus Kristus disaat hadir kedunia sebagai manusia, hal itu dibuktikan di ayat Matius 6:9, dimana Dia (Yesus) mengajarkan do’a “Bapa kami”. Jadi nabi pembawa Injil dimasa lalu dengan nama Yesus Kristus disaat mengajarkan  ber do’a  kepada Allah maka  “Dia”  bisa disebut 100%   Anak Manusia!”

Jadi karena Al Quran mempertegas dengan mengisahkan bahwa putera Maryam sebagai manusia, maka waktu dahulu kehadirannya disaat itu janganlah dikatakan sebagai Allah!


Contoh lagi, ayat di  Q.5. AL MAA-IDAH :73 ; Sesungguhnya  kafirlah  orang-orang  yang  mengatakan:  “Bahwasanya  Allah  salah  satu  dari  yang  tiga”, ….. .

 

Ayat diatas jika dibaca makna yang ada dalam kalimatnya tanpa didukung dengan pengetahuan kitab sebelumnya (Injilmaka semua orang Mu’min / Islam beranggapan orang Kristen telah kafir.

 

Tetapi jika kita mengacu pada ayat di Q.12:111 (bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya) maka jelas makna Q.5:73  secara tersamar memperingatkan: Jika menyebut  “tri tunggal” harus lengkap karena  perintah tersebut mutlak  pada saat pembabtisan,  dimana perintah tersebut hanya ada tertulis di ayat Matius 28:19 (yaitu; ….dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,).

Jadi dalam ayat di Q.5:73 jelas secara tersamar menegaskan bahwa orang disebut kafir (menolak firman) jika orang tersebut menyimpang pada saat melakukan perintah di Injil / Matius 28:19, yaitu hanya mengatakan salah satu saja dari yang tiga (mengatakannya tidak lengkap).

Penjabaran diatas berdasarkan Q.12:111; bahwa Al Quran membenarkan kitab sebelumnya (Injil).
Oleh karena itu sampai kapanpun, jika kita menyelidiki ayat-ayat 
Al Quran terhadap ayat-ayat di Injil Kristus tanpa berpatokan / berpegang pada pengertian mutlak yang tersirat di Q.12:111, maka hampir semua ayat-ayat Al Quran yang menyinggung  Injil pasti akan ada pertentangan !
Jadi  'menyalahkan'  Injil  terhadap  Al Quran  tidak beralasan, karena  tujuan itu tidak ada ayatnya !

 


Mengapa Al Quran disebut kitab yang sempurna”?


Oleh karena  
Al Quran  adalah kitab yang “Hak” dari Allah untuk diberikan “hak kebebasan” memilih bagi manusia tanpa paksaan!
Maka setiap pembaca  
Al Quran  dapat menghasilkan kesempurnaan” dalam hal  untuk memilih percaya / beriman  ataupun  menyangkal / kafir  tentang kisah peristiwa penyaliban dimasa lalu.

 

Sehingga "sempurna" apapun pilihan pribadinya !

Dengan demikian sorga dan neraka-pun 
bukan sekedar “hadiah ataupun hukuman”, melainkan pilihan bagi setiap orang yang ditentukan selagi yang bersangkutan masih hidup di dunia, dengan berdasarkan petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab yang diturunkan Allah dimasa lalu.

Ingat,  Allah Maha Suci  tempatNya  di Sorga sedangkan iblis / syaitan tempatnya di neraka !

 

 

Oleh karena itu jelas  Al Quran  bermakna petunjuk, yaitu  menunjukkan  “jalan ke Sorga”  ke-arah tujuan akhir  "perhentian jiwa"  (setelah ajal menjemput) dari sebuah perjalanan hidup setiap  anak manusia.

 

Jadi jelas bagi orang yang bertakwa sebelum ajal menjemputnya, maka petunjuk tersebut harus dipelajari supaya memahami makna yang sesungguhnya maksud dari “jalan” tersebut. 

(tersirat di Q.69:48 dan Q.43:61).

 

Q.69:48 ; Dan sesungguhnya  Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

 

 

Q.43:61 ; Dan  sesungguhnya  Isa  itu  benar-benar  memberikan  pengetahuan  tentang  hari  kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat  itu  dan  ikutilah  Aku  inilah  jalan  yang  lurus.


 

Jadi jelas ayat Q.43:61  menegaskan secara tersamar  supaya semua pembaca Al Quran mencari tahu dimana tertulisnya pengetahuan hari kiamat yang pernah diucapkan oleh Isa putera Maryam ? Sebab Al Quran bukan sabda Isa !

Oleh karena itu semua orang Mu’min dihimbau untuk membaca Injil Kristus, yang merupakan  kisah nyata anak Maryam yang sesungguhnya.

Maka setelah membaca Injil  semua pembaca Al Quran akan tahu bahwa kalimat yang tertulis di Q.43:61  yang berbunyiikutilah Aku inilah jalan yang lurus adalah cermin dari perkataan Yesus, yang tertulis di Injil Kristus – Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak  ada  seorangpun  yang  datang  kepada  Bapa,  kalau tidak  melalui  Aku.

 

Kesimpulan: Semua petunjuk dalam Al Quran  terserah pembacanya untuk memilih: mau mengikuti atau membangkang/menyangkal?
Jadi sempurna apapun pilihannya!


 

 

 

 

 Nara sumber:  www.siapaisa.blogspot.com

 

 

 

TAMAT.